Neraca Perdagangan RI Surplus dengan AS Sejak 2015, Ini Komoditas Utamanya

21 April 2025 13:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aktivitas kendaraan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktivitas kendaraan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat (AS) selalu surplus sejak tahun 2015 atau hampir 1 dekade ke belakang, bahkan cenderung terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia termasuk negara yang terkena tarif impor resiprokal Presiden AS Donald Trump, yakni sebesar 32 persen, sebab Indonesia menjadi negara ke-15 terbesar penyumbang defisit perdagangan dengan AS.
"Sejak tahun 2015 hingga tahun 2024, total nilai perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat secara umum mengalami tren yang meningkat," kata Amalia saat konferensi pers di kantor BPS, Senin (21/4).
Amalia menjelaskan, tren peningkatan neraca perdagangan Indonesia dengan AS lebih didorong oleh neraca perdagangan non-migas. Sementara untuk perdagangan migas, Indonesia mengalami defisit.
Berdasarkan catatan BPS, neraca perdagangan Indonesia kepada AS selalu surplus. Pada 2015, surplus neraca perdagangan Indonesia kepada AS sebesar USD 8,65 miliar, lalu pada 2016 sebesar USD 8,84 miliar, dan pada 2017 sebesar USD 9,67 miliar.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada 2018 dan 2019 surplusnya masing-masing sebesar USD 8,26 miliar dan USD 8,58 miliar, meskipun neraca perdagangan total Indonesia tengah defisit.
Selanjutnya pada 2020, neraca perdagangan Indonesia kepada AS sebesar USD 10,04 miliar dan pada 2021 mencapai USD 14,54 miliar. Adapun 2022 menjadi tahun dengan surplus neraca perdagangan Indonesia kepada AS yang terbesar mencapai USD 16,57 miliar.
"Surplus neraca perdagangan total tertinggi dengan Amerika Serikat terjadi pada tahun 2022 sebesar 16,57 miliar USD," ungkap Amalia.
Sementara pada 2023, surplus neraca perdagangan dengan AS yakni USD 11,97 miliar dan pada 2024 mencapai USD 14,34 miliar. Amalia mengatakan, selama periode Januari-Maret 2025, Indonesia juga masih mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan AS.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun 2025 hingga Maret 2025, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar 4,32 miliar USD. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 3,61 miliar USD," jelas Amalia.
Komoditas Utama Ekspor Indonesia ke AS
Sepanjang Januari-Maret 2025, komoditas utama yang diekspor ke AS sangat didominasi oleh ekspor komoditas non-migas, antara lain mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) senilai USD 1.220 juta atau mencakup 16,71 persen dari total ekspor Indonesia ke AS.
Selanjutnya alas kaki (HS 64) dengan nilai ekspor USD 657,9 juta mencakup 9,01 persen dari total ekspor Indonesia ke AS, lalu pakaian dan aksesoris rajutan (HS 61) dengan porsi 8,61 persen, keempat pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS 62) dengan porsi 7,78 persen, dan terakhir lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) alias minyak sawit dengan porsi sebesar 6,94 persen.
ADVERTISEMENT
Amalia mengungkapkan, nilai ekspor keempat komoditas tersebut mengalami peningkatan yang relatif signifikan sepanjang Januari-Maret 2025 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Mesin dan perlengkapan elektrik HS 85 naik sebesar 17,65 persen, lalu alas kaki HS 64 naik sebesar 16,62 persen, dan pakaian dan aksesoris rajutan HS 61 naik sebesar 20,46 persen, dan pakaian serta aksesoris yang bukan rajutan atau HS 62 naik sebesar 1,47 persen," tutur Amalia.
Adapun untuk komoditas migas, Indonesia melakukan impor dari AS terutama untuk crude petroleum oil atau minyak mentah dan liquefied propane dan liquefied butane alias bahan baku LPG.
Sementara itu, impor non-migas yang dilakukan Indonesia dari AS meliputi mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), bijih dan buah yang mengandung minyak (HS 12) terutama kedelai, dan mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85).
ADVERTISEMENT