Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Nike Bakal Pangkas Lebih dari 1.600 Karyawan Imbas Munculnya Pesaing Baru
18 Februari 2024 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Minggu (18/2) biaya sewa dan suku bunga yang tinggi menyebabkan pelanggan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang mahal.
“Hal itu mengakibatkan perusahaan pakaian olahraga seperti Nike dan Adidas (ADSGn.DE) memperingatkan bahwa pengecer menurunkan pesanan mereka melalui saluran grosir,” tulis laporan Reuters.
Pada Desember 2023, Nike sempat mengungkapkan rencana penghematan USD 2 miliar selama tiga tahun ke depan. Termasuk memperketat pasokan beberapa produk dan mengurangi lapisan manajemen.
Pemotongan biaya tersebut mencakup sekitar USD 400 juta hingga USD 450 juta untuk biaya pesangon karyawan pada kuartal III. Nike sendiri memiliki sekitar 83.700 karyawan pada 31 Mei 2023.
Direktur Globaldata, Neil Saunders, mengatakan PHK ini dilakukan Nike untuk mengatasi ketakutan bahwa permintaan akan semakin melemah.
Nike juga kehilangan sebagian ruang ritelnya karena digantikan oleh merek-merek baru seperti Decker Outdoors (DECK.N) Hoka dan On Holding (ONON.N) karena sepatu lari mereka disukai pelanggan yang mencari gaya menarik dan inovatif.
ADVERTISEMENT
"Nike juga ingin berinvestasi lebih banyak di bidang olahraga lari sehingga dapat memperoleh pangsa pasar, untuk melakukan hal tersebut mereka perlu menyeimbangkan biaya tambahan dengan beberapa pengurangan di bidang lain," kata Saunders.
Sementara itu, mengutip The Wall Street Journal, Nike disebut akan memangkas karyawan secara bertahap pada Jumat pekan ini, dan akan selesai pada akhir kuartal pertama 2024.
PHK tersebut diperkirakan tidak berdampak pada karyawan di toko dan pusat distribusi atau tim inovasinya.
Adapun, saham Nike turun 4 persen setelah broker Oppenheimer menurunkan peringkat sahamnya menjadi berkinerja dan memotong target harga di tengah kekhawatiran permintaan konsumen yang tidak stabil selama beberapa kuartal berikutnya.