Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Obituari Harry Azhar Azis: Pimpinan BPK yang Ekonom dan Politisi
18 Desember 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ) Harry Azhar Azis meninggal dunia pada Sabtu (18/12). Belum diketahui penyebab meninggalnya, namun informasi yang diperoleh kumparan, dia sudah lama sakit dan menjalani cuci darah secara berkala.
ADVERTISEMENT
Harry Azhar meninggal pada usia 65 tahun. Dia merupakan ekonom dan politisi Partai Golkar yang lama menduduki jabatan di BPK. Laki-laki kelahiran Kepulauan Riau ini pernah menjadi Ketua BPK periode 2014-2019.
Setelah periode kepemimpinannya di BPK habis, Harry terpilih lagi di BPK sebagai anggota pada 2019 dengan masa aktif hingga 2024. Sebelum di BPK, Harry pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR RI bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, dan perbankan.
Saat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI, Harry banyak menyoroti kebijakan pemerintah SBY di bidang makroekonomi. Salah satunya adalah empat paket kebijakan yang saat itu diluncurkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mengatasi krisis ekonomi global yang menghantam banyak negara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, empat kebijakan yang diluncurkan pada 2013 itu telat dilakukan pemerintah karena banyaknya spekulan. Hal ini membuat pemerintah semakin sulit meredam gejolak penurunan nilai tukar rupiah saat itu.
Hal lain yang juga disoroti Harry adalah Pansus Bank Century. Pada 2011, Harry menjadi salah satu penggerak agar pansus ini diadakan. Banyak pihak yang menuding Harry mendorong Pansus Bank Century dibuka untuk meredam kasus mafia pajak yang dilakukan mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan karena menyeret orang-orang Golkar. Namun, Harry membantah tudingan itu.
Di parlemen, dia juga pernah menjadi Anggota Komiisi Konstitusi MPR RI pada 2003-2004. Sebelumnya, dia juga pernah menjadi Tim Ahli Bidang Ekonomi PAH II BP MPR RI, Tim Ekonomi DPP Partai Golkar, dan konsultan di PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Dia meraih gelar S1 di Jakarta, S2 di University of Oregon Amerika Serikat, dan S3 di Oklahoma State University.
Harry Azhar Azis Pernah Buka-bukaan Kasus Asabri
Tahun lalu, Harry Azhar menjadi satu-satunya Anggota BPK yang membuka adanya korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau ASABRI. Kalah itu, dia menyebut kerugian yang ditaksir BUMN ini tak kalah besar dari skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero), yakni Rp 16,7 triliun.
"Sudah tadi dilaporkan (dalam rapat) ada potensi kerugian sekitar Rp 16,7 triliun di dua tempat, di reksa dana sekitar Rp 6,7 triliun dan saham Rp 9,7 triliun," kata dia saat ditemui kumparan di Gedung BPK RI, Jakarta, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
Harry mengakui, ada portofolio investasi saham milik ASABRI yang nilainya anjlok sehingga berpotensi merugikan perusahaan hingga triliunan rupiah. Tapi, ada juga yang masih bagus dan perusahaan masih memperoleh peruntungan.
Dengan adanya potensi kerugian ini, kata Harry, BPK bakal berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian BUMN, Kejaksaan Agung, dan KPK. Sebab ada dugaan kasus ASABRI ini mirip dengan skandal Jiwasraya yang juga terbelit saham-saham gorengan.
Usai Harry Azhar buka-bukaan mengenai Asabri, Kejaksaan RI pun mengusut kasus ini. Kini, sejumlah pihak sudah menjadi terdakwa dalam kasus ini, salah satunya ada yang dituntut hukuman mati.