Orang Indonesia Mulai Gemar Makan Ikan

8 Oktober 2018 19:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penjualan ikan di pasar Senen, Jakarta. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penjualan ikan di pasar Senen, Jakarta. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Besarnya potensi pangan laut Indonesia harus dimanfaatkan untuk menguatkan kedaulatan dan ketahanan pangan masyarakat. Salah satunya dengan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selama ini, pemerintah tidak henti dalam menggenjot konsumsi ikan masyarakat. Terbukti, meski berjalan pelan tapi tingkat konsumsi ikan nasional terus tumbuh.
Di tahun 2012 misalnya, tingkat konsumsi ikan nasional tercatat sebanyak 33,89 kg per kapita per tahun. Kemudian meningkat menjadi sebesar 35,21 kg per kapita per tahun di tahun 2013.
"Selama tiga tahun terakhir ini, kami gencar mengkampanyekan gemar makan ikan yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dijalankan oleh semua daerah," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto saat dihubungi kumparan, Senin (8/10).
Lalu, di tahun 2014, KKP mencatat pertumbuhan konsumsi ikan yang stabil, yakni sebesar 38,14 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan di tahun 2015, tingkat konsumsi ikan juga kembali menyumbang kenaikan sebesar 3,7 persen menjadi 41,11 kg per kapita per tahun.
ADVERTISEMENT
"Di tahun 2015, itu kita catat kenaikan yang melebihi target konsumsi ikan sebesar 40,90 kg per kapita per tahun," katanya lagi.
Di tahun 2016 sendiri, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 43,94 kg per kapita per tahun dan satu tahun kemudian meningkat lagi menjadi sebesar 47, 34 kg per kapita per tahun.
Pantauan harga ikan saat H-7 Lebaran. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantauan harga ikan saat H-7 Lebaran. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Selain penguatan dari sisi permintaan, Rifky menjelaskan kalau pihaknya juga melakukan beberapa upaya lainnya seperti penguatan produksi. Sebab, tentu ikan harus bersifat mudah dijangkau, murah, dan tersedia dimana saja kalau tingkat konsumsi ikan masyarakat mau dikerek naik.
"Kita harus memastikan kalau ikan yang diproduksi baik melalui Ditjen Perikanan Tangkap maupun Ditjen Budidaya Ikan itu tersedia, mudah dicari, harganya terjangkau, dan berkualitas baik. Selain melakukan pabrik checking, kami juga biasanya akan memastikan jenis ikan apa yang menjadi baseline dari konsumsi domestik, seperti misalnya ikan gembung, ikan tongkol, dan ikan layang," tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
Selain jenis ikan di atas, KKP juga fokus pada peningkatan jenis ikan lain yang memiliki potensi, seperti lele. Produksi ikan lele tumbuh dua kali lipat dari 800 ribu ton pada 2016 menjadi 1,7 juta ton pada 2017.
"Karena pertumbuhan konsumsi ikan ini tidak hanya berdampak pada masyarakat yang mengkonsumsi, tapi juga secara tidak langsung menekan biaya impor pakan ternak. Saat ini, pakan impor untuk ternak, seperti ayam dan sapi, masih cukup tinggi," ungkap Rifky lagi.
Untuk itu, KKP, akan berupaya dalam mencapai target peningkatan konsumsi ikan di tahun ini sebesar 50,65 kg per kapita per tahun dan sebesar 54,49 kg per kapita per tahun.
"Kami akan terus menggenjot produksi ikan juga, baik dari Ditjen Perikanan Tangkap maupun Perikanan Budi Daya. Kami menargetkan masing-masing jenis perikanan itu bisa produksi yah minimal 7 juta ton di tahun 2018 ini," tutupnya.
ADVERTISEMENT