Pabrik Molis China Beli Lahan di Subang, Pemilik Tanah Naikkan Target Penjualan

8 Mei 2024 19:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT BYD Motor Indonesia (BYD) menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT SuryaciptaSwadaya terkait pembangunan pabrik mobil listrik.  Foto: Dok. Suryacipta Swadaya
zoom-in-whitePerbesar
PT BYD Motor Indonesia (BYD) menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT SuryaciptaSwadaya terkait pembangunan pabrik mobil listrik. Foto: Dok. Suryacipta Swadaya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Suryacipta Swadaya menaikkan target penjualan lahan di kawasan industri Subang Metropolitan dari 60 hektare (ha) menjadi 164 ha. Hal itu dilakukan karena tingginya animo investor asing.
ADVERTISEMENT
Vice President Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya Abednego Purnomo mengatakan investasi dari China naik secara signifikan sejak akhir 2022 usai China membuka aturan pembatasan pasca pandemi.
"Sebenarnya target dari korporasi sendiri kita target 60 hektare untuk Subang, tetapi kami percaya bahwa tahun ini kami akan tutup penjualan sekitar 164 hektare," kata Abed di Gran Melia Kuningan, Rabu (8/5).
Abed menjelaskan, mayoritas pelaku industri dari China hingga Vietnam mencari pangsa pasar baru. Sebab, pajak usaha di kedua negara itu tembus 20 persen.
PT BYD Motor Indonesia (BYD) menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT SuryaciptaSwadaya terkait pembangunan pabrik mobil listrik. Foto: Dok. Suryacipta Swadaya
Akhirnya, sejumlah investor asal China memilih untuk menanamkan modalnya di RI khususnya di kawasan Subang Metropolitan. Misalnya, produsen mobil terbesar asal China BYD, pabrik garmen. Serta perusahaan motor listrik China yang akan melakukan groundbreaking pada Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
"Kenapa dari China? Karena ada trade war, kalau mereka tetap di China atau Vietnam mereka gak bisa survive karena mereka kena hantam 20-25 persen pajak," tutur Abed.
Menurut Abed, ada beberapa alasan investor China mau menanamkan modalnya di Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki jangkauan pasar yang luas.
"Kemudian, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sangat tinggi. Banyak orang berbelanja menggunakan teknologi paylater atau kartu kredit. Itu yang membuat Indonesia cukup menarik bagi investor asing," ungkapnya.
Ketiga, kondisi politik dan ekonomi Indonesia cenderung stabil. Keempat, kemudahan berinvestasi di RI hingga harga lahan dan biaya produksi dari sisi tenaga kerja dan ongkos logistik pun dinilai lebih efisien.
"Setelah itu baru supply chain kita udah ada, roda, velg. Kalau mereka buka di Indonesia mereka nggak usah mikir harus bawa supplier dari negara mereka," katanya.
ADVERTISEMENT