Pakai Listrik PLN, Biaya Operasi Penggilingan Padi Ini Turun 58%

2 Maret 2018 10:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sawah (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sawah (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
ADVERTISEMENT
Biaya operasi untuk pengeringan gabah PT Pertani (Persero) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, turun 58% setelah penggilingan padi tak lagi menggunakan genset dan beralih ke listrik PLN.
ADVERTISEMENT
Kepala Unit Pergudangan dan Agrobisnis PT Pertani (Persero) Pinrang, Muharis, menuturkan bahwa awalnya dibutuhkan biaya Rp 800 ribu tiap kali mengoperasikan mesin pengering gabah (dryer) dengan listrik dari genset selama 12 jam.
Dibutuhkan 150 liter solar tiap kali menghidupkan genset untuk mengoperasikan dryer. Setelah mendapat sambungan listrik dari PLN, biaya operasi menjadi hanya sekitar Rp 360 ribu.
"Bisa hemat sekitar 58%. Pada saat pakai solar itu sekitar Rp 800 ribu tiap satu kali operasi untuk mengeringkan 50 ton gabah. Kemarin setelah kita hitung jadi cuma sekitar Rp 360 ribu. Jadi ada pengurangan 58%," kata Muharis saat ditemui di kantor Pertani Pinrang, Kamis (1/3).
Sejak berdiri pada tahun 1980-an, penggilingan padi ini di Pinrang bergantung pada genset. Baru pada Januari 2018 lalu Pertani memutuskan untuk berlangganan listrik PLN.
ADVERTISEMENT
Petani merontokkan gabah saat panen padi (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Petani merontokkan gabah saat panen padi (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
"Sebenarnya sudah dari dulu mau (langganan listrik PLN), cuma kita pasang listrik kan harus ada persetujuan dari pusat. Kita harus dapat izin dulu baru kita laksanakan," ucap Muharis.
Tak hanya untuk dryer, Pertani juga akan menyetop penggunaan genset untuk sumber listrik mesin penggilingan. Sambungan listrik PLN sudah didapatkan, tinggal menunggu selesainya pemasangan instalasi listrik. Saat ini, Pertani menghabiskan 15 liter solar tiap jam untuk menghidupkan genset selama 8 jam ketika mesin penggilingan bekerja.
"Sekitar 15 liter solar per jam dikali 8 jam, agak besar karena banyak dinamo dan blower. Butuh listrik 125 kVa. (Mesin penggilingan) 25 hari operasi selama sebulan, dikali 12 bulan," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Manajer PLN Area Pinrang Sudirman Tahir mengatakan, pihaknya siap menyambung listrik ke penggilingan-penggilingan padi lain di Pinrang karena listrik di wilayah Sulsel kini sudah surplus 200 Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Pihaknya pun memberi kemudahan bagi penggilingan padi yang ingin mendapat sambungan listrik. Misalnya biaya penyambungan yang dapat dicicil agar tak terlalu memberatkan.
"Karena kita tahu untuk mengubah dari genset ke listrik, ini butuh investasi yang cukup besar. Jadi BP ( biaya penyambungan) cicil ini yang membuat semangat perusahaan penggilingan ini mau beralih ke listrik," tutupnya.