Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Panas Bumi, Harta Karun Indonesia yang Hasilkan Listrik Ramah Lingkungan
18 September 2024 14:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia memiliki potensi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia. Potensi sumber energi yang terkandung dalam perut bumi Indonesia mencapai 24 gigawatt atau mencapai 40 persen dari total potensi global.
ADVERTISEMENT
Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Indonesia telah mencapai 2,6 gigawatt. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas geothermal terbesar kedua di dunia yang sudah beroperasi.
“Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi geothermal terbesar di dunia. Sebesar 40 persen atau setara dengan 24 gigawatt,” kata Bahlil dalam The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, Rabu (18/9).
Dia mengeklaim, selama satu dekade terakhir, pertumbuhan sektor geothermal di Indonesia meningkat dua kali lipat. Kapasitas listrik PLTP tersebut mencakup 18,5 persen dari total listrik energi baru terbarukan (EBT) nasional atau sekitar 3 persen dari total 93 gigawatt.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, investasi pembangunan PLTP menunjukkan kenaikan signifikan, dengan akumulasi investasi yang melonjak hingga 8 kali lipat. Bahlil memperkirakan bahwa pada tahun 2024, nilai investasi sektor panas bumi akan mencapai 8,7 miliar USD.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pembangunan PLTP tidak hanya berdampak positif pada ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan.
“Lebih dari 900 ribu lapangan pekerjaan tercipta dari pembangunan PLTP, serta kontribusi sektor ini kepada negara mencapai sekitar Rp 16 triliun,” kata Bahlil.
Selain itu, Bahlil bilang, PLTP juga memberikan kontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon. Setiap tahun, PLTP di Indonesia membantu mengurangi sekitar 17,4 juta ton CO2, memperkuat komitmen negara dalam menangani perubahan iklim.
Bahlil menekankan pencapaian tersebut merupakan hasil dari arahan dan komitmen Presiden Joko Widodo dalam mendorong pengembangan energi baru terbarukan, termasuk energi panas bumi.
“Semua capaian di atas tidak terlepas dari arahan dan komitmen Bapak Presiden untuk mendorong EBT termasuk energi panas bumi di tanah air,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT