Pasca Evaluasi Internal, Pelindo Jelaskan Detail Penyebab Kemacetan

23 April 2025 16:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara sepeda motor melintas di sela truk kontainer yang terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/3/2025).  Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara sepeda motor melintas di sela truk kontainer yang terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/3/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah mengevaluasi penyebab terjadinya kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok pada 17-18 April lalu. Perseroan merencanakan akses baru yang dibangun ke New Priok Terminal sebagai solusi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono bilang hal ini merupakan solusi jangka panjang. Nantinya New Priok Eastern Access (NPEA) akan menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan.
“Sebagai solusi jangka panjang, jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Arif dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4).
Lebih lanjut Arif menjabarkan hasil evaluasi New Priok Container Terminal One (NPCT1) yang dinilai ceroboh karena melayani customer melebihi kapasitas yang ada.
"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi. Dan perlu kami jelaskan juga, kejadian ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Arif menyebut terdapat peningkatan aktivitas yang disebabkan adanya tiga kapal yang sandar bersama-sama di NPCT1. Hal itu menyebabkan peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio – YOR) melebihi ambang normal.
Selain itu pada saat yang sama, alat bongkar muat di lapangan (RTG) juga harus melayani receiving dan delivery truk peti kemas melebihi kapasitas peralatan. Selain NPCT 1 terminal petikemas internasional yang lain seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 diklaim tidak bermasalah.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Arif Suhartono saat ditemui di Hotel JW Marriott, Rabu (22/2/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Kemacetan juga diklaim sudah mulai terkendali saat tanggal 18 April malam dan kembali normal saat 19 April.
“Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar sehingga tingkat kepadatan lapangan petikemas lebih cepat turun. Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ke depan, NPCT 1 juga diminta mengurangi jumlah kapal yang ada serta melakukan pembatasan truk atau pengendalian truk. Hal ini dapat dilakukan dengan Terminal Booking System (TBS) serta penerapan dual move operation yang dinilai bisa mengurangi trafik.