Pasca Kebakaran, PTFI Nego Pemerintah Izinkan Ekspor hingga Smelter Pulih

24 Oktober 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kedua dari kanan) didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter baru PTFI, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik. Foto: Dok. PTFI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kedua dari kanan) didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter baru PTFI, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik. Foto: Dok. PTFI
ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah bernegosiasi dengan pemerintah untuk mengizinkan ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda diperpanjang hingga smelter katoda di Gresik pulih pasca kebakaran 14 Oktober 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran kuartal III 2024, PTFI sudah mendapatkan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda, yang berlaku hingga Desember 2024.
Ekspor mineral mentah, termasuk konsentrat tembaga, sejatinya dilarang sejak 10 Juni 2023 berdasarkan UU Minerba No 3 Tahun 2020. Namun, PTFI mendapatkan relaksasi ekspor hingga 31 Mei 2024 karena pembangunan smelter belum rampung.
Meski demikian, PTFI menargetkan smelter tersebut baru bisa mencapai tahap produksi dengan kapasitas penuh di akhir tahun 2024. Pemerintah kemudian menyetujui perpanjangan ekspor dari 1 Juni 2024 sampai 31 Desember 2024.
Smelter kedua PTFI tersebut pun akhirnya diresmikan pada 23 September 2024 dengan nilai investasi Rp 56 triliun. Namun, belum sebulan beroperasi, smelter itu mengalami kebakaran di bagian Fasilitas Pemisahan Gas Bersih atau Gas Cleaning Plant.
ADVERTISEMENT
"Sehubungan dengan peristiwa kebakaran baru-baru ini di fasilitas peleburan baru PTFI dan perbaikan yang diperlukan, PTFI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memungkinkan keberlanjutan ekspor konsentrat tembaga hingga operasi peleburan dipulihkan," kata manajemen Freeport McMoran, dikutip Kamis (24/10).
Operasi start-up fasilitas pemrosesan hilir terbaru PTFI itu dimulai pada kuartal III 2024. Selama aktivitas start-up, kebakaran terjadi pada tanggal 14 Oktober 2024, di fasilitas pembersihan gas (pabrik presipitator elektrostatik) yang dirancang untuk menghilangkan partikel dari gas sebelum diubah menjadi asam sulfat.
Manajemen memastikan tidak ada korban luka dan api berhasil dipadamkan dengan cepat. Meski demikian, aktivitas operasional smelter untuk sementara dihentikan.
Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
"Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur produksi asam sulfat yang dibutuhkan untuk proses peleburan tembaga. Operasional pabrik peleburan dihentikan sementara sambil menunggu kegiatan perbaikan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pihak PTFI dipastikan masih melakukan penilaian kerusakan dan akar penyebab sedang dilakukan dan rencana sedang disusun untuk memperbaiki area yang rusak.
Secara paralel, PTFI bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengizinkan ekspor konsentrat tembaga terus berlanjut hingga operasi pabrik peleburan pulih.
"Selain itu, PTFI akan mengupayakan pemulihan biaya perbaikan berdasarkan program asuransinya. Operasi penambangan di Papua Tengah dan proyek PMR tidak terdampak," tandas manajemen Freeport McMoran.
Di sisi lain, sesuai dengan peraturan yang berlaku, PTFI akan terus membayar bea ekspor sebesar 7,5 persen yang dikenakan buntut relaksasi konsentrat tembaga yang didapat.