Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berkurang tahun ini. Dari izin ekspor yang dapat perusahaan ke Kementerian ESDM sebanyak 336 ribu ton, hanya sekitar 200 ribu ton yang dijual ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Amman Mineral, Rahmat Makkasau mengatakan, ekspor tahun bakal berkurang karena perusahaan lebih banyak memasok konsentrat tembaga ke PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. Jumlahnya, sekitar 100 ribu ton.
"Ekspor kita tahun ini lebih rendah. Tadinya minta 300 ribuan ton tapi kan ke Gresik hampir 100 ribu ton, banyak ke Gresik. Tahun lalu, 20 ribuan ton ke Gresik," kata dia dalam acara Halalbihalal di Penang Bistro, Jakarta, Selasa (18/6).
Rahmat menjelaskan, jumlah konsentrat tembaga yang dikirim ke smelter di Gresik karena ada permintaan. Sebelumnya, perusahaan tak sebanyak itu mengirim produk ke Gresik sebab selama ini smelter di sana lebih banyak menampung konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia.
ahmat mengaku sebenarnya, perusahaan lebih suka banyak mengirim tembaga konsentrat ke Gresik ketimbang ke luar negeri. Sebab, biayanya lebih murah. Adapun pasar ekspor Amman tahun ini ke tiga negara, yakni Filipina, Korea, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
"Kalau ekspor ada permintaan spot juga ke lainnya seperti Jerman. Tapi tahun ini ketiga itu saja, paling besar ke Filipina," ucap dia.
Jumlah izin ekspor yang didapat Amman dari pemerintah tahun ini memang turun dari 2018 yang mencapai 2018 sebanyak 450 ribu ton. Selama dua tahun berturut-turut produksi konsentrat tembaga memang turun.
Perusahaan juga tengah membangun smelter pertama mereka di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Total kapasitasnya mencapai 1,3 juta ton per ton. Jika sudah beroperasi pada 2022, Amman tak perlu lagi ekspor konsentrat tembaga ke luar.