Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pedagang Kecewa, Zulhas Tak Penuhi Janji Ganti Barang Thrifting Jadi Produk UMKM
6 Juni 2023 18:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Himpunan Pedagang Pakaian Impor Indonesia (HPPII) Effendy mengungkapkan pemerintah belum merealisasikan janji untuk mengganti barang baju bekas impor (thrifting) dengan produk UMKM. Hal ini disampaikan ketika melakukan aksi demo bersama para aktivis dan pedagang di Kantor Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki sempat menggelar diskusi dengan para pedagang Pasar Senen.
Salah satu solusi yang ditawarkan Mendag dan Menkop UKM adalah pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengarahkan para pedagang, khususnya di Pasar Senen, untuk berjualan pakaian produk lokal.
“Bohong. Hanya janji palsu. Pemerintah belum memberikan alternatif apa pun kepada kami setelah pertemuan dengan kami waktu itu di Pasar Senen. Malahan sekarang ini masih ditangkap-tangkapin. Kemarin yang terbaru ditangkap di Medan, ada sekitar 120 kwintal," kata Effendy kepada kumparan, Selasa (6/6).
Effendy menyebutkan barang-barang impor bekas di Pasar Senen mulai menipis, sehingga banyak pedagang yang kebingungan harus menjual apa setelah stok habis. Ia juga menyebutkan barang dagangannya yang kebanyakan berasal dari Jepang dan Korea Selatan, sudah tidak bisa masuk lagi ke tokonya.
ADVERTISEMENT
Menipisnya stok barang di gudang menyebabkan barang-barang di Pasar Senen menurun kualitasnya.
"Stok kita sekarang sudah menipis. Barang dijual kepada pedagang itu sudah pada habis yang tersisa hanyalah barang sisa, barang-barang sisa ini bukannya nggak laku tapi lama laku nya. Nah kalau misalnya barang-barang sudah habis, kita bingung mau jualan apa karena kami tidak boleh impor," pungkasnya.
Senada, pedagang thrifting lainnya bernama Rizal mengaku stok dagangannya hanya tersisa sedikit. Ia memproyeksikan dalam sebulan ke depan dagangannya akan habis, sehingga ia kebingungan bagaimana bisa berjualan lagi.
"Sekarang saya sudah tidak punya stok lagi di gudang. Sudah habis. Kalo ada pun hanya tersisa satu sampai 1-2 bal saja cuma bisa dalam hitungan bulan ini langsung habis," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sambung Rizal, dia sengaja tidak membeli barang baru lagi. Hal itu lantaran tidak diperbolehkan membeli baju bekas impor. Beberapa agen menyediakan, namun menjualnya dengan harga tinggi, mencapai Rp 1 hingga 2 juta per bal.
"Saya juga sekarang tidak tahu ada barang masuk atau enggak. Cuma (kalau ada) harga impor sekarang sudah tinggi, sudah nggak kuat saya belinya. Kemarin ada sih yang masuk cuma harganya sudah tinggi satu ball itu Rp 1-2 juta," tuturnya.
Oleh karena itu, Rizal bersama para pedagang lainnya yang datang demo hari ini, meminta pemerintah melegalkan penjualan barang thrifting ini. Dia pun menyatakan siap untuk membayar pajak seperti pedagang UMKM lainnya.
"Makanya kami minta untuk thrifting ini dilegalkan. Kami mau kok bayar pajak asalkan jualan kami ini dilegalkan," tandasnya.
ADVERTISEMENT