Pedagang Kembang Api Berharap Hujan Tak Mengguyur Malam Tahun Baru

31 Desember 2019 12:26 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang kembang api di Kawasan Pasar Minggu, Selasa (31/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang kembang api di Kawasan Pasar Minggu, Selasa (31/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa jam lagi, tahun berganti dari 2019 ke 2020. Para pedagang kembang api musiman sudah mempersiapkan lapaknya beserta barang-barang yang dijual.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang kembang api, Solikin, optimistis pada tahun ini omzetnya lebih tinggi dibanding tahun lalu. Hanya saja salah satu yang paling menentukan penjualan adalah kondisi cuaca jelang malam Tahun Baru.
"Kayaknya tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Karena tidak banyak hujan. Tahun lalu omzetnya Rp 4 juta per hari," katanya kepada kumparan saat ditemui di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (31/12).
Sementara itu, pedagang lainnya Paniri menambahkan, sejauh ini cuaca akhir tahun lebih bagus dibanding tahun lalu. Menurutnya hal ini akan bisa meningkatkan penjualannya.
"Ya semoga bisa naik. (Tahun lalu) omzet sekitar Rp 1-2 juta (per hari)," lanjutnya.
Pedagang kembang api di Kawasan Pasar Minggu, Selasa (31/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
Sementara itu, Bule, pedagang kembang api yang turut berjualan di sekitar situ belum bisa menghitung perkiraan penjualan pada tahun ini. Sebab, bule baru pertama kali berjualan kembang api pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Wah belum bisa. Ini aja baru sekali ini berjualan. Ya saya harap ramai nanti malam," tutupnya.
Mayoritas Kembang Api Diimpor dari China
Kembang api menjadi barang yang mudah ditemui di jalan-jalan jelang malam Tahun Baru 2020. Kembang api kerap menjadi simbol pergantian tahun.
Hal inilah yang membuat pedagang musiman kembang api melihat peluang untuk meraup cuan sebanyak-banyaknya. Salah satu pedagang kembang api, Paniri mengatakan, mayoritas kembang api yang dijual di Indonesia merupakan produk dari China.
"Dari China. Impor dari China, enggak ada lokal," katanya.
Pedagang kembang api di Kawasan Pasar Minggu, Selasa (31/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
Paniri menjual kembang api dengan harga beragam dari Rp 15 ribu hingga Rp 105 ribu per satuan.
Pedagang kembang api lainnya, Solikin mengatakan hal serupa. Mayoritas kembang api yang dijual berasal dari China.
ADVERTISEMENT
"Iya ini dari China. Mungkin lokal ada ya, tapi saya belum pernah jual," jelasnya.
Solikin menjual kembang api seharga Rp 15 ribu hingga Rp 75 ribu per satuan. "Tergantung ukuran dan jenisnya," lanjutnya.
Bule, pedagang kembang api lain di kawasan yang sama, mengatakan kembang api yang ia jual didapat dari pemasok lokal. Ia tidak terlalu mengetahui apakah kembang api tersebut dari impor atau buatan lokal.
"Ya kalau saya sih ambilnya langsung dari Jakarta. Kurang tahu ya kalau asli mana," jelas Bule.