Pedagang Klaim Operasi Pasar Tak Efektif Turunkan Harga Pangan

24 Desember 2022 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berbincang dengan pedagang saat mengunjungi Pasar Tos 3000 di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (17/12/2022). Foto: Teguh Prihatna/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berbincang dengan pedagang saat mengunjungi Pasar Tos 3000 di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (17/12/2022). Foto: Teguh Prihatna/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan telah memberikan instruksi kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar terkait kenaikan bahan pokok.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu Bulog tidak beli beras, tapi operasi pasar kasih terus," kata Zulhas di Pasar Kebon Kembang, Bogor, ketika melakukan inspeksi harga pangan, Jumat (23/12).
Menanggapi strategi Kemendag, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengatakan operasi pasar yang dilakukan pemerintah kurang efektif untuk menyelesaikan masalah. Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, menyatakan harga pangan tetap tinggi menjelang natal dan tahun baru (Nataru).
Dia menuturkan operasi pasar hanya menyelesaikan kendala di wilayah sekitar, tetapi tidak di wilayah lain. Abdullah berpendapat pemerintah seharusnya melakukan operasi pengendalian harga. Langkah tersebut dilakukan agar bisa menekan kenaikan harga.
"Jalan keluar untuk pemerintah saat ini adalah jika pemerintah mempunyai stok lebih, harusnya dilimpahkan saja ke pasar, agar kenaikan harga tidak terjadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga disampaikan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Ketua Bidang Jaringan APSSI, Don Muzakir. Ia menyebut harga-harga bahan pokok masih tinggi, dan perihal operasi pasar, Kemendag tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak pasar, sehingga strategi ini dinilai Don kurang efektif.
“(Operasi pasar) kurang efektif. Jelang nataru harga barang tetap tinggi, telur masih di Rp 30.000 hingga Rp 31.000, beras kenaikan dari Rp 12.000-an jadi Rp 15.000. Paling di beberapa mata barang kenaikan di angka 5 persen,” tutur Don ketika dihubungi kumparan, Sabtu (24/12).
“Untuk koordinasi masalah operasi pasar, dengan kita pengurus tidak ada koordinasi pemerintah, bahkan dihubungi saja tidak. Saya belum mendengar ada operasi di dalam pasar saat ini, kemungkinan pemerintah lakukan operasi di luar pasar. Tapi tetap saja, kalau begitu tidak akan mampu menekan kenaikan harga barang di pasar,” tambahnya.
ADVERTISEMENT