Pembiayaan Berkelanjutan BSI Rp 61,1 Triliun hingga Juni 2024, Didominasi UMKM

2 September 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, Hery Gunardi dalam peresmian BSI UMKM Center Makassar, Rabu (24/7/2024). Foto: Dok. Bank Syariah Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, Hery Gunardi dalam peresmian BSI UMKM Center Makassar, Rabu (24/7/2024). Foto: Dok. Bank Syariah Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen untuk terus mengimplementasikan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dalam menjalankan bisnisnya. Salah satunya dengan menerapkan prinsip ESG yaitu pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai mencapai Rp 61,1 triliun hingga Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan nilai tersebut didominasi oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 47,7 triliun, sementara pembiayaan green sector didominasi sektor eco-efficient product Rp 6,2 triliun, proyek eco-green Rp 5,9 triliun dan energi terbarukan Rp 700 miliar.
"Di sisi lain, salah satu implementasi aktivitas ini adalah penyediaan 50 titik mesin RVM (Reverse Vending Machine) di seluruh Indonesia. Inisiatif tersebut saat ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebanyak 176,5 ton CO2eq dan telah mendaur ulang sebanyak 33,3 ton limbah plastik," ujarnya dalam paparan kinerja BSI kuartal II 2024, Senin (2/9).
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kanan) berdiri di stan foto saat BSI UMKM Festival di Jakarta, Rabu (14/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Secara keseluruhan, BSI berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 257,39 triliun per Juni 2024. Nilai tersebut tumbuh sebesar 15,99 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Hery mengatakan, kinerja pembiayaan ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp 184,61 triliun. Segmen wholesale mengomposisi 28,27 persen dengan outstanding Rp 72,77 triliun.
"Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai tumbuh 15,99 persen yoy dengan tingkat permasalahan pembiayaan atau Non Performing Financing (NPF) yang turun ke level 1,99 persen (gross), jauh membaik dibanding Juni 2023 sebesar 2,31 persen," katanya.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI, termasuk di produk gadai dan cicil emas.
"Sejalan dengan strategi pertumbuhan, pembiayaan emas BSI per posisi Juni 2024 mencapai Rp8,97 triliun, tumbuh 41,27 persen dengan NPF 0,07 persen," kata Hery.
Adapun pembiayaan cicil emas memiliki pertumbuhan signifikan mencapai 100,10 persen ke level Rp3,56 triliun, sementara gadai emas berada di level Rp5,41 triliun tumbuh 18,38 persen.
ADVERTISEMENT
‘’Pembiayaan berbasis emas serta Tabungan emas saat ini telah dapat diakses secara digital melalui BSI Mobile,’’ ungkapnya.
Dengan pencapaian pembiayaan ini, BSI berhasil membukukan laba bersih Rp 3,4 triliun, tumbuh 20,28 persen secara tahunan per Juni 2024.