Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pembiayaan Proyek Kilang Balikpapan Rp 45 T Dapat Penghargaan di Asia Pasifik
23 Februari 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Project Financing Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan atau Kilang Balikpapan memperoleh penghargaan “Asia Pacific-Petchem Deal of The Year” dalam ajang Project Finance International (PFI) Awards Tahun 2023. PFI merupakan publikasi yang dimiliki oleh London Stock Exchange Group (LSEG) dan merupakan publikasi paling bergengsi dalam industri project finance yang menjadi acuan secara global oleh para profesional di industri ini.
ADVERTISEMENT
Para profesional pembiayaan proyek di seluruh dunia mengandalkan analisis kesepakatan PFI untuk mengidentifikasi peluang dan melacak pesaing mereka.
PFI Awards ini merupakan sebuah penghargaan bergengsi bagi Pertamina Group khususnya PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Kilang Pertamina Balikpapan bersama dengan legal advisor White & Case dan financial advisor Mizuho. Melalui kerja keras dan upaya tanpa kenal lelah tim Project Financing RDMP Balikpapan serta strong & steady leadership dari tim manajemen PT KPI dan PT KPB penghargaan ini berhasil diraih.
Penghargaan “Asia Pacific-Petchem Deal of The Year” diterima oleh Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman didampingi oleh Direktur Keuangan KPI Fransetya Hasudungan Hutabarat dan Direktur Utama PT KPB Feri Yani dalam ajang “PFI Awards Dinner Tahun 2023”, di London, Inggris, Rabu (21/2).
ADVERTISEMENT
Taufik menjelaskan, RDMP Balikpapan di Indonesia berhasil mencapai financial close pada Agustus 2023, dan menjadikannya sebagai salah satu pembiayaan proyek terbesar di Indonesia. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan kilang dan kapasitas operasionalnya.
"Ke depan diharapkan lebih banyak kilang Pertamina yang semakin efisiensi dan berkontribusi dalam pengurangan emisi-yang tentunya merupakan langkah positif dalam kelanjutan program net-zero emisi pemerintah,” ungkap Taufik dalam keterangan resmi, Jumat (23/2).
Dalam penyelesaian project financing, proyek RDMP Balikpapan melibatkan 4 Export Credit Agency (ECA) dan 22 Commercial Banks. Keberhasilan dalam pelaksanaan project financing proyek RDMP Balikpapan, mulai dari sizing project financing yang cukup besar yaitu sebesar USD 3,1 miliar, project financing ini berhasil mendapatkan oversubscribed hingga USD 4,39 miliar (142 persen). Keberhasilan itu, kata dia, didapat di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak pada saat itu. Keberhasilan lain dalam project financing ini adalah bisa mendapatkan bunga yang rendah.
ADVERTISEMENT
“Kami dengan bangga mempersembahkan The Biggest Project Financing yang melibatkan Export Credit Agencies (ECA), dengan nilai USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 45 triliun, demi ketahanan energi di Indonesia, dengan berkontribusi pada pengurangan import untuk mendukung kemandirian energi Indonesia,” papar Taufik.
RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia yang akan meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari sekitar 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari, yang akan membantu memenuhi peningkatan permintaan bahan bakar dan produk petrokimia dalam negeri.
Per Februari 2024, progres utama untuk lingkup ISBL-OSBL Proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 88 persen selesai. Selain itu, proyek ini juga mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan dimana produk yang dihasilkan tergolong berkualitas tinggi berstandar Euro 5, yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu proyek investasi terbesar di Indonesia, proyek Balikpapan akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar impor dan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan perusahaan lokal, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30-35 persen. Selain itu dengan penambahan produksi BBM, LPG dan Petrokimia Nasional, diharapkan dapat menghemat defisit neraca perdagangan Indonesia hingga USD 2 miliar per tahunnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kepercayaan investor global kepada Pertamina terus meningkat sejalan dengan keberhasilan perusahaan menjaga stabilitas keuangan sebagai perusahaan energi kelas dunia yang menjalankan bisnis berkelanjutan.
“Pertamina berhasil mempertahankan peringkat Investment Grade atau BBB dengan outlook Stabil dari Lembaga Pemeringkat Dunia, Fitch Ratings. Kepercayaan ini akan mendorong Pertamina terus meningkatkan kerja sama dalam mengelola bisnis energi yang inovatif dan ramah lingkungan,” ujar Fadjar.
ADVERTISEMENT