Pemerintah Diminta Terus Serap Karet untuk Campuran Aspal

9 Januari 2019 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pabrik Karet (Foto: ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pabrik Karet (Foto: ANTARA)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Karet Indonesia [Dekarindo] mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendongkrak harga karet yang sedang anjlok. Salah satunya dengan memanfaatkan karet untuk campuran aspal.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Karet Indonesia Aziz Pane berharap upaya ini bisa terus berkelanjutan. Sebab, jika hanya dilakukan sesaat masih sangat kecil kontribusi terhadap peningkatan harga karet.
"Tapi jangan hanya sekali saja, diharapkan itu continue. Tapi kalau penggunaan aspal karet itu digunakan untuk jalan tol dan pemeliharaan jalan maka barulah karet tersebut banyak digunakan," kata Aziz kepada kumparan, Selasa (8/1).
Dia menambahkan, pemanfaatan aspal karet ada tiga macam. Pertama, menggunakan parutan karet ban bekas dicampur aspal. Kedua, menggunakan latex dicampur dengan aspal yang terbilang mahal.
"Ketiga itu menggunakan crumb rubbers yang dicampur dengan aspal. Nah yang ada manfaatnya itu konsumsi karet dalam negeri adalah crumb rubber di campur aspal, Latex dicampur aspal," katanya.
Jalan rusak. (Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan rusak. (Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA)
Aziz pun menekankan jika menggunakan ban bekas tidak akan memberikan kontribusi yang besar bagi industri karet. Sebab itu hanya parutan dari ban bekas.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita dari Dekarindo meminta pemerintah untuk menggunakan crumb rubbber dan harus continue," lanjutnya
Berdasarkan data Dekarindo, produksi karet Indonesia saat ini mencapai 3,7 juta ton setiap tahun. Sementara itu penggunaan dalam negeri masih di bawah 1 juta ton dan sisanya sebagai kebutuhan ekspor.
"Pemanfaatan konsumsi karet yang paling tinggi ban baru. Ban baru itu bisa menyerap sekitar 460 ribu ton karet. Yang lain sarung tangan dan lain-lain paling 800 ribu ton," pungkasnya.