Pemerintah hingga Ekonom Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 di Atas 5 Persen

6 Februari 2023 8:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (1/5). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (1/5). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 pada hari ini, Senin (6/1). Pemerintah hingga para ekonom kompak memproyeksi ekonomi Indonesia di tahun lalu akan berada di atas 5 persen.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh tinggi di tengah bayang-bayang ancaman resesi global. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 mencapai 5,72 persen.
"Alhamdulillah ini patut kita syukuri. Di kuartal ketiga 2022 kemarin masih di angka 5,72 persen, di kuartal keempatnya baru dalam penghitungan. Nanti akhir bulan akan disampaikan berapa, masih sangat tinggi sekali," kata Jokowi pada saat Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Partai Bulan Bintang (PBB) Tahun 2023, (11/1).
Ia juga mengingatkan bahwa International Monetary Fund (IMF) memperkirakan di tahun 2023 ini sepertiga ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi, sedangkan negara yang tidak terkena resesi bahkan ratusan juta penduduknya akan tetap merasakan dampaknya. Namun, hal itu kata Jokowi tidak terbukti di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Lah kita ini masih merasa normal-normal saja, karena memang ekonomi kita masih sangat normal," ungkapnya.

Sri Mulyani Optimistis Ekonomi di Kuartal IV 2022 Membaik

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kondisi keuangan dalam negeri pada kuartal IV-2022 terus membaik. Kondisi tersebut berdasarkan hasil pertemuan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Stabilitas sistem keuangan atau sering disingkat SSK pada triwulan IV 2022 terus membaik di tengah pemulihan ekonomi yang berlanjut dan menguat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Gedung Kementerian Keuangan, Selasa (31/1).
Menurutnya, daya tahan stabilitas sistem ketahanan (ssk) pada kuartal IV 2022 menjadi pijakan bagi KSSK untuk tetap optimis namun juga terus mewaspadai berbagai tantangan dan risiko yang sedang dan akan terus terjadi.
Bendahara Negara itu mengungkapkan tekanan global mulai mereda pada akhir kuartal IV 2022 meski terdapat risiko yang perlu dicermati. Kendati demikian, masih ada beberapa risiko yang perlu dihadapi seperti inflasi, harga energi dan pangan, gangguan rantai pasok hingga ketatnya pasar tenaga kerja di Amerika dan Eropa.
ADVERTISEMENT

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi 2022 di Kisaran 5,2 Persen

Potret Jalanan dan Gedung Bertingkat di Semanggi. Foto: Reuters/Beawiharta
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 ada di 4,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini melambat dibandingkan kuartal III 2022 yang mencapai 5,72 persen (yoy).
"Secara keseluruhan tahun 2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar 5,25 persen," pungkas Josua.
Ia membeberkan, beberapa indikator pada sisi konsumsi menunjukkan pertumbuhan tahunan yang lebih lambat dari kuartal III 2022. Hal ini juga terjadi pada Indeks Penjualan Ritel maupun Indeks Kepercayaan Konsumen.
Josua merasa pada kuartal IV 2022 konsumsi akan cenderung kuat. Namun, ada dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 yang berpengaruh dan menekan konsumsi.
Selain itu, ia juga memperkirakan pada sisi investasi, beberapa indikator seperti pertumbuhan penjualan tahunan kendaraan komersial, alat berat, dan semen domestik juga tercatat lebih lambat dibandingkan kuartal III 2022.
Pekerja melakukan bongkar muat tepung di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (7/2/2022). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
"Komponen investasi juga berpotensi lebih lambat pertumbuhannya dibandingkan dengan kuartal III 2022," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Josua juga melihat pertumbuhan yang lebih tinggi berpotensi datang dari komponen belanja pemerintah dan net ekspor pada kuartal IV 2022. Belanja pemerintah hingga kuartal III 2022 tercatat baru terealisasi sebesar 61 persen.
Untuk itu, belanja pemerintah yang dicairkan cukup besar pada kuartal IV 2022. Selanjutnya, Josua melihat pergerakan impor yang belum meningkat signifikan pada kuartal IV 2022.
Lalu, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2022 ada di 4,56 persen dengan range sekitar 4,51 persen sampai 4,61 persen.
"Lalu keseluruhan tahun 2022 adalah sebesar 5,18 persen-5,20 persen dan 2023 sebesar 4,9 persen-5 persen," tandas Riefky.