Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pemerintah Hitung Kebutuhan Karet Alam untuk Jalan hingga Bantalan Rel
25 Februari 2019 17:57 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub ) mendorong penggunaan karet alam sebagai bahan baku industri perlengkapan jalan hingga transportasi. Karet diharapkan dapat menjadi subtitusi plastik dan besi alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas seperti kerucut lalu lintas (traffic cone), pembatasan seperti water barrier, roller barrier, hingga polisi tidur (speed bumb).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, produksi karet alam lokal yang melimpah bisa digunakan untuk pembuatan alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas. Hingga saat ini, pihaknya pun masih menghitung kebutuhan karet alam untuk perlengkapan jalan hingga transportasi.
"Kita mendorong kepada pelaku industri untuk bisa memproduksi (alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas dari) bahan karet untuk kepentingan transportasi darat seperti traffic cone, water barrier, kemudian roller barrier. Sekarang kan kita pakai dari besi, kita bakal pakai dari bahan karet," ujar Budi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2).
Budi juga menghitung potensi penggunaan bahan karet pada industri perlengkapan jalan. Water barrier misalnya, kebutuhannya dalam lima tahun terakhir untuk 2.350,86 kilometer (km) jalan nasional sebanyak 195.905 unit. Secara total, kebutuhan water barrier untuk 24.418,81 km jalan nasional, jalan tol, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota, selama tahun terakhir sebanyak 2.034.901 unit.
ADVERTISEMENT
"Selama ini (alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas) masih menggunakan plastik, beton, besi. Makanya kita akan coba untuk menggunakan bahan karet, mungkin akan lebih awet," jelasnya.
Sementara untuk transportasi, karet alam juga dipasang untuk bantalan rel kereta api. Untuk rubber pad memerlukan 771.333 kg karet alam selama lima tahun terakhir, jembatan kereta api memerlukan 387.602 kg selama lima tahun, jalan layang kereta api memerlukan 9.405 kg selama lima tahun, stasiun sebanyak 32.275 kg selama lima tahun, dan sintelis sebanyak 25.000 kg selama lima tahun.
"Penggunaan lainnya akses jalan keluar dan masuk pelabuhan penyebrangan, perkerasan area parkir, kendaraan siap muat, itu juga nanti akan kami hitung kebutuhannya," kata dia.
Pemerintah saat ini tengah mendorong karet alam untuk digunakan sebagai bahan baku campuran aspal. Tujuannya, untuk mengatasi persoalan turunnya harga karet di pasar dunia.
ADVERTISEMENT
Produksi karet dalam negeri yang melimpah juga meminta kementerian/lembaga terkait untuk memberi masukan terhadap penyerapan karet, salah satunya sebagai bahan baku industri perlengkapan jalan.