Pemerintah Peringati May Day di Panasonic Gobel

1 Mei 2023 21:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemerintah peringati may day di Panasonic Gobel. Foto: Rachmat Gobel
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah peringati may day di Panasonic Gobel. Foto: Rachmat Gobel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang berbeda pada peringatan May Day 2023 ini. Pemerintah mengadakan peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh tiap 1 Mei itu dengan menggelar halal bihalal bertempat di Panasonic Manufacturing Indonesia.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut dihadiri Menko PMK Muhadjir Effendy, Menaker Ida Fauziah, Ketua Umum Kadin Indonesia M Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum KSPSI Yorrys Raweyai.
Mengapa pemerintah memilih di grup usaha Panasonic Gobel?
“Saya tidak tahu secara persis alasan pemerintah memilih peringatan tersebut di pabrik kami. Namun di perusahaan kami, setiap May Day selalu berlangsung tertib dan damai. Kami menerapkan nilai-nilai Pancasila yang dijabarkan dalam tujuh prinsip perusahaan,” kata Rachmat Gobel, pemilik usaha Panasonic Gobel, yang bermitra dengan Panasonic dari Jepang, melalui keterangan tertulis, Senin (1/5).
Gobel, yang merupakan Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang itu mengajak merayakan dengan bahagia dan saling memaafkan.
May Day tahun ini bertepatan dengan suasana lebaran yang jatuh pada Sabtu, 22 April 2023, atau sembilan hari sebelum May Day. Karena itu, peringatan Mayday digabungkan dengan acara halal bihalal. Gobel bercerita mengenai tujuh prinsip perusahaan.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuh prinsip tersebut adalah, pertama, utamakan berbakti kepada negara melalui industri. Kedua, utamakan berlaku jujur dan adil. Ketiga, utamakan kerja sama dan keselarasan. Keempat, utamakan berjuang untuk perbaikan. Kelima, utamakan ramah tamah dan ksatria. Keenam, utamakan menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Ketujuh, utamakan bersyukur dan berterima kasih.
“Melalui tujuh prinsip tersebut, pendiri perusahaan ini, almarhum ayah kami, menanamkan semangat nasionalisme, cinta Tanah Air, serta idealisme untuk berbakti kepada negara melalui industri serta semangat kekeluargaan, kemanusiaan, dan kegotongroyongan. Semuanya merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila,” kata Gobel mengenang ayahnya, Thayeb Mohammad Gobel.
Pemerintah peringati may day di Panasonic Gobel. Foto: Rachmat Gobel
Saat pertama mendirikan industri elektronika pada 1954, kata Gobel, ayahnya termotivasi oleh pidato-pidato Bung Karno. Lahirnya radio transistor nasional pertama merk Tjawang juga agar pidato Bung Karno bisa didengar masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air, termasuk yang tinggal di gunung-gunung.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pembangunan industri elektronika nasional tersebut juga terinspirasi semangat juang Bung Karno. Ia mengungkapkan ayahnya berprinsip dalam membangun industri elektronika tersebut harus dimulai dengan membangun manusianya melalui hatinya.
“Sebelum diajarkan untuk membuat barang maka harus dibangun hatinya dulu. Barang berkualitas hanya lahir melalui manusia berkualitas,” ujar Gobel.
“Semua nilai-nilai tersebut harus menjadi budaya kerja di perusahaan dan menjadi bagian dari kepribadian semua pihak,” tambahnya.
Gobel menjelaskan pada prinsip pertama tertera jelas integrasi nasionalisme dengan kehidupan kerja. Karena itu, pada setiap tanggal 17 di setiap bulan ada upacara bendera.
“Jadi bukan hanya pada 17 Agustus saja. Mungkin ini satu-satunya perusahaan dan pabrik yang mengadakan upacara bendera setiap bulan. Kami menanamkan patriotisme. Semua warga bangsa harus memiliki jiwa patriotisme. Karena negeri ini butuh para pejuang di semua sektor," ungkap Gobel.
Pemerintah peringati may day di Panasonic Gobel. Foto: Rachmat Gobel
"Tak ada bangsa maju jika urusan negara dan bangsa hanya dibebankan di pundak sedikit orang. Tidak ada bangsa maju jika mayoritas rakyatnya lembek dan abai. Kita semua harus menjadi patriot dan pejuang. Jiwa patriotik dan jiwa juang harus selalu dipupuk dan dirawat agar kita tak tersesat dan tidak tertidur,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Melalui tujuh prinsip tersebut, kata Gobel, perusahaan membangun pola hubungan pekerja, perusahaan, dan pemerintah pada pertengahan tahun 1970-an dan dimuat dalam sebuah 'Buku Biru'.
“Hal itulah yang kemudian diadopsi oleh Pak Sudomo selaku Menaker saat itu menjadi pola hubungan industrial Pancasila,” terang Gobel.
Gobel menjelaskan melalui konsep tersebut, di grup Panasonic Gobel Indonesia membedakan konsep pabrik dengan konsep industri. “Membangun industri itu membangun ekosistem. Goalnya bukan produk barang, tapi sebuah pola hidup bersama antara pekerja, manajemen, pemilik, pemerintah, dan akhirnya masyarakat sebagai end user," terang Gobel.
"Karena itu, kami memiliki nilai yang kami sebut memanusiakan manusia, bukan mempekerjakan manusia. Kami semua adalah sebuah keluarga besar,” tambahnya.
Gobel menuturkan sebagai keluarga besar, maka pihaknya harus memperhatikan karyawan dengan memenuhi semua kebutuhannya. Mulai dari hal fisik hingga yang batin. Misalnya yang Islam pergi umrah dan haji. Untuk yang Katholik ke Lourdes, yang Kristen ke Yerusalem, yang Hindu ke India, dan yang Budha ke Thailand.
ADVERTISEMENT
Di masa puncak krisis akibat COVID-19, kata Gobel, perusahaan tak mengurangi gaji karyawan atau melakukan PHK.
"Di masa COVID-19, juga menjadi pembuktian keberhasilan kami dalam membangun sumber daya manusia dan melakukan transfer of technology. Semua pegawai dari Jepang ditarik ke negerinya, namun perusahaan tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan dijalankan oleh putra-putri terbaik bangsa,” ungkap Gobel.
Selain itu, Gobel menuturkan di Panasonic Gobel menerapkan mother care dan children care. Sehingga ada fasilitas untuk ibu hamil, ibu menyusui, penitipan bayi, dan juga taman kanak-kanak. “Kami peduli terhadap keharmonisan keluarga. Karena hal baik lebih mudah lahir dari keluarga yang harmonis,” katanya.