Pendanaan JETP dari Uni Eropa Masuk ke Lembaga Keuangan RI, Nilainya Rp 310 T

12 Agustus 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis yang tergabung dalam gerakan #BersihkanIndonesia menggelar aksi teatrikal terkait Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) Just Energy Transition Partnership (JETP) di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Senin (20/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis yang tergabung dalam gerakan #BersihkanIndonesia menggelar aksi teatrikal terkait Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) Just Energy Transition Partnership (JETP) di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Senin (20/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan progres masuknya pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) kepada lembaga-lembaga keuangan Indonesia sudah mulai ada titik terang.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan komitmen JETP sudah ada hampir 2 tahun lalu sebagai hasil dari presidensi G20 Indonesia untuk mengakselerasi proyek energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Kesepakatan bernilai USD 20 miliar atau Rp 310 triliun ini merupakan pendanaan iklim terbesar di dunia, yang diluncurkan saat KTT G20 Indonesia oleh pemerintah dan kelompok negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
Selain AS dan Jepang, IPG juga beranggotakan Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia, Inggris. Dokumen CIPP telah disepakati dalam joint statement sebagai dokumen teknis yang akan menjadi panduan pelaksanaan kemitraan ini.
"Sudah ada langkah-langkah konkret bagaimana perdanaan dari Uni Eropa itu masuk ke lembaga keuangan di Indonesia. Sudah banyak pembicaraan dengan PLN," ungkapnya saat Sosialisasi Permen ESDM No 11 Tahun 2024, Senin (12/8).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dadan mengungkapkan salah satu proyek yang akan segera didanai JETP adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Milik PT Medco Power Indonesia. Meski begitu, dia tidak membeberkan proyeknya secara spesifik.
ADVERTISEMENT
"Panas Bumi yang ada di Medco sekarang dalam proses finalisasi untuk mengalirkan dana dari salah satu member dari JETP tersebut," jelasnya.
Dana JETP tersebut, lanjut dia, diharapkan bisa mendorong pembahasan pengembangan proyek EBT tidak hanya dari sisi komitmennya, namun juga bisa lebih teknis dan implementatif sehingga bisa segera dieksekusi.
Berdasarkan catatan kumparan, pemerintah Indonesia meluncurkan rencana kebijakan dan komitmen investasi atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) pendanaan JETP di akhir 2023.
Kepala Sekretariat JETP Edo Mahendra mengatakan dokumen tersebut menjelaskan tentang peta jalan strategi menuju transisi energi yang ambisius. Dengan total kebutuhan investasi mencapai USD 97,3 miliar atau lima kali lipat dari jumlah pendanaan sebesar USD 20 miliar. Nilai tersebut setara Rp 15,02 kuadliriun (asumsi kurs Rp 15.444 per dolar AS).
Sejumlah petugas melintas dekat panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Sengkol kapasitas 7 MWp yang dioperasikan Vena Energy di Sengkol, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (15/7/2024). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
"Kami memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan setidaknya mencapai USD 97,3 miliar yang mana itu merupakan lima kali lipat jumlah pendanaan yang dimaksud," kata Edo di Kementerian ESDM, Selasa (21/11/2023).
ADVERTISEMENT
Edo bilang dana tersebut akan digunakan untuk membangun perekonomian rendah karbon di Indonesia. Termasuk untuk mendanai proyek efisiensi energi dan elektrifikasi sektor ketenagalistrikan.