Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp 231,7 T hingga Oktober 2024

8 November 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petugas bea cukai. Foto: Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petugas bea cukai. Foto: Kemenkeu
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan kapabeanan dan cukai hingga Oktober 2024 sebesar Rp 231,7 triliun. Nilai tersebut tumbuh 4,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, mengatakan pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan. Realisasi tersebut juga sudah mencapai 72,2 persen dari target APBN.
"Penerimaan bea masuk sampai dengan Oktober 2024 sebesar Rp 43,2 triliun atau tumbuh 4,2 persen yoy yang dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor sebesar 5,5 persen yoy dan penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah pada 2023 sebesar Rp 15.164/USD, pada 2024 Rp 15.820/USD," ujar Anggito dalam konferensi pers APBN KITA, Jumat (8/11).
Anggito Abimanyu, Wamenkeu saat dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp 14,2 triliun, tumbuh 46,8 persen secara tahunan. Pencapaian ini dipengaruhi oleh bea keluar tembaga yang tumbuh 173 persen yoy dengan share dari total bea keluar mencapai 70 persen, dampak relaksasi ekspor komoditas tembaga.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bea keluar produk sawit tercatat turun 30,6 persen yoy, dampak penurunan rata-rata harga sebesar 1,95 persen yoy, dan volume ekspor sebesar 16,13 persen.
Selanjutnya, penerimaan cukai sampai dengan Oktober 2024 sebesar Rp 174,4 triliun atau tumbuh 2,7 persen yoy. Ini dipengaruhi oleh cukai HT sebesar Rp 167 triliun, tumbuh 2,3 persen yoy, yang berdampak dari kenaikan produksi Gol II dan III. Kemudian cukai MMEA sebesar Rp 7,1 triliun atau tumbuh 13,3 persen yoy, yang didorong oleh kenaikan tarif meskipun produksi dalam negeri maupun impor menurun.
"Cukai EA sebesar Rp 117,5 miliar atau tumbuh 16,9 persen sejalan dengan kenaikan produksi," ujarnya.