news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Penerimaan Pajak Anjlok 30,19% hingga Februari 2025, Baru Terkumpul Rp 187,8 T

13 Maret 2025 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kinerja penerimaan pajak hingga akhir Februari 2025 mengalami penurunan signifikan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi penerimaan pajak hanya mencapai Rp 187,8 triliun atau 8,6 persen dari target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 2.189 triliun.
ADVERTISEMENT
“Penerimaan pajak Rp 187,8 triliun (hingga akhir Februari 2025) atau 8,6 persen dari target,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (13/3).
Berdasarkan catatan kumparan, penerimaan pajak menunjukkan kontraksi tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, hingga Februari 2024, penerimaan pajak mencapai Rp 269,02 triliun, yang berarti ada penurunan sebesar 30,19 persen secara tahunan (year-on-year).
Di samping itu, penerimaan pajak bruto hingga Februari 2025 hanya mencapai Rp 298,8 triliun, dengan rincian Januari Rp 159,05 triliun dan Februari Rp 139,82 triliun.

Bukan Anomali, Tren Musiman

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menegaskan penurunan penerimaan pajak pada awal tahun bukanlah hal yang luar biasa. Menurutnya, ini merupakan pola yang berulang setiap tahun.
“Jadi kalau kita lihat dalam 4 tahun terakhir mulai 2022-2024 itu polanya sama. Desember naik cukup tinggi karena ada efek Nataru akhir tahun dan kemudian menurun di Januari dan Februari itu sama setiap tahun. Jadi tidak ada hal yang anomali. Sifatnya normal saja,” jelas Anggito.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Namun, ia juga mengakui penerimaan pajak pada Januari-Februari 2025 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu penyebab utama adalah penurunan harga komoditas yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak dari sektor terkait.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat kenapa kok Januari-Februari 2025 lebih rendah? Ini karena ada beberapa faktor. Pertama karena penurunan harga komoditi antara lain batubara 11,8 persen, Brent 5,2 persen dan nikel 5,9 persen,” ungkapnya.

Penerimaan Pajak Januari 2025 Anjlok 41,86 Persen

Tidak hanya secara kumulatif hingga Februari, penerimaan pajak pada Januari 2025 juga mencatatkan penurunan tajam. Dalam laporan APBN Kita edisi Februari 2025, penerimaan pajak di bulan pertama tahun ini hanya terkumpul Rp 88,89 triliun. Angka tersebut merosot hingga 41,86 persen dibandingkan Januari 2024 yang mencapai Rp 152,89 triliun.