Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Penerimaan pajak hingga akhir November 2019 masih seret. Realisasi penerimaan pajak, baik migas maupun nonmigas, juga masih loyo.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data APBN Kita, sejak Januari-November 2019, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 1.136,2 triliun. Terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) migas sebesar Rp 52,9 triliun dan pajak nonmigas Rp 1.083,3 triliun.
Realisasi tersebut sebesar 72 persen dari target penerimaan pajak dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 1.577,56 triliun. Namun realisasi pajak tersebut turun 0,04 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Adapun realisasi PPh migas turun 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun. Sementara realisasi pajak nonmigas melambat 0,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara rinci berdasarkan jenisnya, PPh 21 dan Orang Pribadi (OP) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di antara jenis pajak lainnya, meskipun masih tak setinggi pertumbuhan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Realisasi PPh 21 mencapai Rp 133,17 triliun per akhir November 2019, naik 10,6 persen (yoy). Namun pertumbuhan tersebut melambat jika dibandingkan akhir November 2018 yang mampu tumbuh hingga 15,6 persen (yoy).
Sementara PPh OP mencapai Rp 10,34 triliun, tumbuh 16,6 persen (yoy). Angka ini juga melambat dibandingkan periode November 2018 yang mampu tumbuh hingga 20,9 persen (yoy).
"Untuk pajak ini masih ada yang tumbuh positif, yaitu PPh 21, lalu ada PPh Orang Pribadi. Ini menunjukkan penerimaan di kedua sektor ini masih kuat," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (19/12).
Sementara PPh Badan sebesar Rp 211,66 triliun, melambat menjadi 1,2 persen (yoy). Padahal di akhir November 2018, PPh Badan mampu tumbuh hingga 22,1 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, penerimaan pajak lainnya justru mengalami penurunan. Realisasi PPh 22 Impor hanya Rp 49,32 triliun, turun 1,5 persen (yoy). Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor juga hanya Rp 155,7 triliun, turun 7,9 persen (yoy).
Realisasi PPN Dalam Negeri sebesar Rp 271,51 triliun, turun 1,5 persen (yoy). Begitu juga dengan PPh 26 yang hanya Rp 49,26 triliun atau turun 5,3 persen (yoy).