Pengalaman Didera Krisis, Pendiri Lippo Ramal Cuma 4 Negara Bertahan dari Corona

15 Mei 2020 4:34 WIB
comment
46
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Lippo Group DR. Mochtar Riady (tengah). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Lippo Group DR. Mochtar Riady (tengah). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona COVID-19 berdampak besar terhadap perekonomian. Bermula dari krisis masalah kesehatan, pandemi kini telah memicu krisis finansial dan krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
Konglomerat yang juga pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, menuturkan yang terjadi saat ini masih dalam fase krisis finansial. Bahkan negara-negara besar dan ekonominya kuat seperti Amerika Serikat (AS) dan Singapura, sudah merasakan krisis finansial itu.
"Domino effect-nya sangat kuat. Segala usaha di AS terdampak serius. Ini kita harus tahu ada dua krisis. Fincial crisis dan economic crisis," papar Mochtar dalam diskusi online bertajuk 'Business Wisdom During COVID-19', Kamis (14/5).
Dia menambahkan perbankan di AS pun sudah mengalami masalah likuiditas. Makanya Pemerintahan Presiden Donald Trump sudah menyuntikkan dana hingga USD 4 triliun ke sistem perbankan. Menurutnya, fase saat ini masih krisis finansial.
"Namun economic crisis belum muncul, akan muncul 1 atau 2 tahun kemudian. Ini bahaya. Caranya bagaimana mengatasi kesulitan ini? Situasinya sangat kritis," ujar Mochtar Riady.
Pendiri Lippo Group DR. Mochtar Riady. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Mochtar Riady menuturkan sejumlah prasyarat, agar suatu negara bisa survive (bertahan) dari krisis ekonomi akibat virus corona. Yakni wilayahnya besar, sumberdayanya kaya, populasi penduduknya banyak, memiliki pasar dalam negeri yang kuat, serta penguasaan teknologinya kuat.
ADVERTISEMENT
Dia menilai, Indonesia punya peluang untuk bertahan jika bisa merangkul ASEAN, sehingga bisa menjadi kawasan yang ke-5 bertahan dari dampak ekonomi akibat virus corona. Tanpa penyatuan dan sinergi, lanjut Mochtar, anggota-anggota ASEAN akan kesulitan ke depannya.
Suasana pertokoan tutup di kawasan perdagangan Pasar Ikan Lama Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO / Septianda Perdana
"Sebagai orang tua saya cuma bisa memberikan warning. Semoga ini enggak terjadi. Tapi saya nothing to lose. Sebelum hujan kita harus sedia payung," tutur pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu.
Pria yang oleh pakar marketing, Hermawan Kertajaya, dijuluki sebagai bankir pemikir itu punya pengalaman bisnis yang panjang. Termasuk mengalami sejumlah krisis. Pengalamannya menghadapi melewati krisis telah dituangkan dalam buku berjudul 'Mencari Peluang di Tengah Krisis' yang diterbitkan pada 1999, setahun setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Dalam keadaan krisis, kita dituntut mempunyai senses of crisis. Sebab senses of crisis membuat kita lebih siap memperbaiki kelemahan masing-masing agar bisa bertahan. Bahkan mampu mencari peluang yang baik di tengah krisis moneter," tulis pendiri Lippo Group itu.
*****
Untuk membahas potensi jerat hukum dari kebijakan penanganan krisis dan upaya pencegahannya, kumparan menggelar Webinar Hukum dan Bisnis yang menghadirkan pembicara ahli dan kompeten di bidangnya.