Pengemudi Ojol Curhat Plus Minus Pendapatan Setara dengan Pengeluaran

10 Oktober 2022 19:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat (9/9/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat (9/9/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mitra pengemudi ojek online (ojol) Gojek, Rombiyatun, mengaku ada sisi positif dan negatif dari pendapatan yang setara dengan biaya pengeluaran. Hal ini sejalan dengan hasil survei Kementerian Perhubungan yang menyebutkan bahwa rata-rata pendapatan per hari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu (50,10 persen) dan biaya operasional per hari terbanyak kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu (44,10 persen).
ADVERTISEMENT
"Pendapatan ojol setara dengan ongkos keluar bagi saya ada positif dan negatifnya," ujar Rombi kepada kumparan, Senin (10/10).
Menurut dia, sisi positifnya adalah pengeluaran harian yang bisa diberikan kepada anak-anaknya. Pasalnya, posisi dirinya sebagai seorang yang juga memiliki dana tambahan untuk membantu sang suami.
Sementara dari sisi negatifnya, lanjut Rombi, dirinya harus rela menambah uang demi menutup kekurangan akibat orderan yang tidak menentu. Ia merasa, terkadang jeda orderan untuk mendapatkan orderan yang baru terlalu lama.
"Kadang jeda oderannya lama, belum buat makan dan bensin," kata dia.
Meski begitu, Ia menilai, tarif ojol saat ini sudah cukup baik. Bahkan, lebih baik dari argo yang sebelumnya. "Main di zona ramai order, apa aja di ambil dan cari argo lonjakan," ungkapnya sembari tertawa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ia tidak menampik bahwa kenaikan tarif ojol membuat pendapatannya sempat mengalami penurunan. Hal ini kian terasa dengan besarnya pengeluaran untuk bahan bakar minyak (BBM).
"Dengan pendapatan yang hampir sama bensin sama pengeluaran di jalan semakin besar. Otomatis yang di bawa pulang sedikit tapi cukup," jelas Rombi.
Ia merasa dengan pelayanan yang ramah dan komunikatif, tidak jarang dirinya mendapatkan uang tips. Adapun kisarannya tips yang diperolehnya sebanyak Rp 5.000 hingga Rp 100.000. "Sangat terbantu banget buat pengeluaran harian," tambahnya.
Para pengemudi ojek online berbincang saat kemacetan terjadi di kawasan Bundaran HI, Jakarta, pada Selasa (10/5/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mitra pengemudi ojol Gojek, Liam, juga mengaku ikut merasakan penurunan jumlah orderan. Kendati demikian, saat ini pendapatannya sudah mulai kembali stabil.
"Saya bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 250-300 ribu per hari," imbuh Liam.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Ia pun membeberkan strategi agar mampu menghemat pengeluaran dengan memanfaatkan program swadaya dari Gojek. Mulai dari menggunakan potongan harga untuk pulsa, membeli sembako dan sebagainya.
"Semoga program voucher atau discount customer juga terus ada agar mereka masih tetap order gojek," jelas dia.
Liam menambahkan, sewaktu dirinya masih membeli BBM Pertamax seharga Rp 9.600 per liter, pengeluaran hariannya mencapai Rp 40.000 sampai Rp 45.000. Hal tersebut masih di luar dari biaya untuk makan dan minum.
Sedangkan sejak menggunakan electric vehicle, biaya rata-rata pengeluarannya sebesar Rp 30.000 per hari. Liam juga bersyukur terhadap perusahaannya yang menaikkan tarif minimum.
Ia merasa bahwa penghasilannya ikut bertambah. Kendati demikian, Ia akan mencari pekerjaan lainnya, apabila dirinya bekerja tanpa memperoleh penghasilan alias nombok.
ADVERTISEMENT
"Kebutuhan keluarga dirumah kan harus terus dipenuhi," tandas Liam.