Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tempe dan tahu menjadi salah satu menu andalan yang disajikan di warteg. Tak heran, para pengusaha warteg ikut terdampak saat pengrajin tempe mogok produksi di awal tahun 2021 ini.
ADVERTISEMENT
Ketua Koordinator Warteg Nusantara, Mukroni, mengungkapkan menu tersebut menjadi favorit pelanggan.
"(Mogok produksi tempe) Dampaknya banyak, karena tahu tempe banyak disukai konsumen, pelanggan," kata Mukroni saat dihubungi, Senin (4/1).
Selain itu, Mukroni mengungkapkan menu tahu dan tempe lebih menguntungkan dibanding sajian lauk lainnya. Sehingga kedua menu tersebut belum bisa diganti.
"Belum (bisa diganti), dan untuk bahan baku tempe, keuntungan warteg di olahan bahan ini cukup lumayan dibandingkan dengan bahan lauk pauk lainnya, oleh karena itu warteg sangat bergantung dengan tempe yang utama," ujarnya.
Seperti diketahui pengrajin tempe yang tergabung di Pusat Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, memilih setop produksi karena harga bahan baku naik. Mereka mulai mogok massal dari tanggal 1 hingga tanggal 3 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
"Itu pasti terjadi (mogok produksi) besok sampai tanggal 3 (2021)," kata Ketua Puskopti DKI Jakarta Sutaryo kepada kumparan, Kamis (31/12).
Sutaryo menjelaskan, kenaikan bahan baku kedelai ini memang terjadi secara tiba-tiba. Ia juga mencatat Indonesia sebagai negara yang kebutuhan kedelai 100 persen dipasok dari AS.
Dengan kenaikan ini, ia berharap pemerintah akan mengambil langkah strategis untuk meredam kenaikan harga. Dia juga telah melayangkan sebuah surat kepada seluruh pengrajin tempe dan tahu supaya kompak melakukan mogok produksi.