Pengusaha Sepakat Ekspor Bijih Nikel Dihentikan Januari 2020

12 November 2019 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (31/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (31/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar rapat bersama pengusaha penambang dan smelter nikel hari ini. Hal tersebut dilakukan untuk membahas kelanjutan kebijakan ekspor bijih nikel.
ADVERTISEMENT
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan berdasarkan rapat itu, pengusaha sepakat ekspor bijih nikel akan berhenti total di 2020, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019.
"Pengusaha, penambang dan smelter telah satukan tekad dan semangat bergandeng tangan. Kami tidak mau ekspor ore (bijih nikel) mulai 1 Januari 2020," paparnya di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (12/11).
Namun demikian, menurut dia, pengusaha yang memenuhi syarat tetap diizinkan ekspor hingga Desember 2019. Pihaknya mencatat terdapat 37 perusahaan penambang yang telah membangun smelter.
Seorang pekerja mengambil bijih nikel. Foto: reuters
"Yang diizinkan ekspor itu juga ada syaratnya, seperti kadar nikel di bawah 1,7 ‎persen. Jangan terlalu jelek-jelek lah," kata Bahlil.
Dia menambahkan dari 37 perusahaan itu sudah ada 9 perusahaan yang diizinkan melakukan ekspor bijih nikel karena memenuhi syarat dan 2 perusahaan tengah direview. Sementara 26 perusahaan sisanya berkomitmen menjual bijih nikel di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Yang 9 kemarin itu sudah memenuhi syarat, itu yang oke. Sedangkan 2 lagi baru dicrosschek. Yang sisanya 26 itu mau jual aja di smelter dalam negeri," tegas Bahlil.
Senada, Sekretaris Asosiasi Pengusaha Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan bahwa pihaknya menyepakati kebijakan pemerintah. Tujuannya agar Indonesia tak hanya menjual barang mentah saja.
"Dengan hilirisasi, kami bangga. Indonesia jangan cuma jual tanah air," jelasnya.