news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengusaha Truk Harap Digitalisasi Dorong Pertumbuhan Bisnis Logistik

5 Maret 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengusaha Truk Harap Digitalisasi Dorong Pertumbuhan Bisnis Logistik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) tengah menggiatkan digitalisasi dalam angkutan logistik. Digitalisasi itu mencakup plotting truck driver (penugasan) yang di dalamnya berisi jumlah sak, total berat muatan, data truk dan dan data driver, serta rekaman perjalanan oleh truk dari titik pemberangkatan sampai titik tujuan menggunakan aplikasi android pada driver.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan, menargetkan angkutan logistik menggunakan truk bisa tumbuh hingga 15,2 persen pada tahun 2019 ini.
“Tumbuh 15,2 persen sampai tahun 2019, kalau tahun lalu sekitar 10 persenan,” katanya di acara Diskusi Media Peluang dan Tantangan Digitalisasi Logistik, di Swiss Bellin Hotel Kemayoran, Jakarta, Selasa (5/3).
Tarigan tak menyebut secara spesifik angka volume yang terkerek dari pertumbuhan itu. Namun, ia menekankan ada potensi pasar logistik yang secara total bisa mencapai ratusan triliun jika proses digital bisa diterapkan para pengusaha truk logistik.
“Potensi pasar logistik, transportasi dan pergudangan Rp 498,3 triliun dan potensi logistik tersembunyi Rp 1901,3 triliun,” imbuh dia.
Ia menjelaskan, angkutan darat mendominasi sektor transportasi dan pergudangan sebesar 47 persen dimana proporsi jasa angkutan paling banyak menggunakan truk.
ADVERTISEMENT
Dengan digitalisasi itu, menurutnya pengemudi dan pelanggan sama-sama bakal diuntungkan.
“Dapat mengetahui estimasi jalur perjalanan yang akan dilalui, penentuan berangkat dan tiba secara real time yang tersimpan dalam data base, dan biaya tak terduga dapat diantisiapasi dengan lebih baik,” kata dia.
Meski begitu, pihaknya tak menafikan angkutan truk bukannya tanpa kekurangan dalam menjalankan bisnis digital saat ini.
“Teknologi informasi dan komunikasi belum didukung oleh ketersediaan infrastuktur dan jaringan yang handal, masih terbatasnya jangkauan jaringan pelayanan nonseluler, dan masih terbiasanya menggunakan sistem manual dalam transaksi logistik,” tutupnya.