Penjelasan Bappenas soal Ibu Kota Baru Seukuran Manhattan dan Konsep Forest City

13 Februari 2020 0:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan calon ibu kota baru Republik Indonesia di Kalimantan Timur. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Lahan calon ibu kota baru Republik Indonesia di Kalimantan Timur. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Pembangunan ibu kota baru Republik Indonesia (RI) di provinsi Kalimatan Timur, tepatnya di sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, bakal dibangun menerapkan konsep forest city.
ADVERTISEMENT
Sedangkan yang dimaksud kemiripan ibu kota baru dengan Manhattan seperti yang sebelumnya ditulis kumparan, menurut Bappenas konteksnya adalah ukuran luas kawasan inti ibu kota baru tersebut.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas, Rudy Prawiradinata, mengatakan pembangunan IKN ini akan mempertimbangkan One River One Management, keterpaduan hulu-hilir dan karakter Daerah Aliran Sungai (DAS), serta batas Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto.
Luas wilayah IKN direncanakan sebesar 256.142,74 ha, dengan kawasan inti ibu kota sebesar 56.180,87 ha dan pusat pemerintahan sebesar 5.644 ha.
Rudy menyebut, luas IKN yang akan dibangun tersebut seukuran dengan kota Manhattan, negara bagian New York, Amerika Serikat (AS). Selain lahan hijau, nantinya IKN tersebut juga akan dilengkapi dengan sungai-sungai yang mengalir.
ADVERTISEMENT
"Saya katakan tadi di daerah ibu kota yang hijau ini, di tengah-tengah yang kecil ini, segede Manhattan tuh, itu di dalamnya banyak sungai-sungai," katanya dalam Dialog Nasional IKN VI Pemindahan Ibu Kota Negara, di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (11/2).
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
"Ini bagian dari strategi kita menyiapkan ibu kota negara sebagai forest city. Kemudian saya katakan, kita ingin memastikan bahwa visi ibu kota negara yang living with nature," imbuh dia.
IKN yang mengusung slogan ‘Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable’ itu menurut Rudy diterjemahkan melalui pengembangan kota yang bukan berdampingan dengan alam, namun juga dilengkapi managemen risiko yang baik.
"Kejadian jakarta sering banjir kenapa? Kita emang karena enggak ada pengelolaan sungai itu, batas wilayah mana yang harus dibangun mana tidak ada, suka-sukanya aja, akhirnya menjadi sempit banjir. Baru ramai. Kita enggak mau seperti itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ruang terbuka hijau juga akan menjadi perhatian pihaknya. Paling tidak 50 persen sampai 75 persen adalah RTH. Termasuk juga, Bukit Soeharto yang difokuskan sebagai pusat konservasi, penelitian serta pendidikan untuk menjaga kelestarian alam.
"Yang tadi saya bilang seperti Manhattan kecil (IKN) itu. Itu paling tidak 50 persen, itu tetap sebagai ruang terbuka hijau," ujarnya.