Penjualan Mi Instan Tembus Rp 14 T, PT Indofood CBP Untung Rp 3,9 T di Q1-2023

2 Mei 2023 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Indomie Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Indomie Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menyampaikan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2023. ICBP mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 11 persen menjadi Rp 19,14 triliun dari Rp 17,19 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan keuangan, perusahaan membukukan laba bersih senilai Rp 3,95 triliun, melonjak 103,72 persen dari kuartal I 2022 senilai Rp 1,94 triliun. Laba usaha meningkat 13 persen menjadi Rp 3,99 triliun dari Rp 3,53 triliun.
“Kami senang bahwa ICBP telah memasuki tahun 2023 dengan kinerja positif, di mana baik penjualan maupun profitabilitas mengalami pertumbuhan,” ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim dalam keterangan resmi, Selasa (2/5).
Anthoni Salim Foto: wikimedia commons
Anthoni memastikan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan volume penjualan di seluruh kategori produk dan mempertahankan profitabilitas yang sehat, dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, volatilitas harga komoditas dan nilai tukar.
Marjin laba usaha ICBP sedikit membaik menjadi 20,9 persen dibandingkan dengan 20,6 persen di kuartal pertama tahun 2022. Core profit yang mencerminkan kinerja operasional perseroan naik 34 persen menjadi Rp 2,87 triliun dari Rp 2,14 triliun pada kuartal pertama tahun lalu.
ADVERTISEMENT

Penjualan Mi Instan Tembus Rp 14,01 Triliun di Kuartal I 2023

Ilustrasi varian rasa Indomie. Foto: Shutterstock
Berdasarkan segmennya, penjualan mi instan menembus Rp 14,01 triliun pada kuartal I 2023, naik 14,29 persen dari Rp 11,94 triliun. Kemudian, segmen dairy mencatatkan penjualan neto senilai Rp 2,63 triliun, makanan ringan senilai Rp 1,11 triliun, penyedap makanan senilai Rp 1,03 triliun, serta nutrisi dan makanan khusus senilai Rp 316,99 miliar.
Berdasarkan geografis, penjualan terbesar berada di Indonesia senilai Rp 14,11 triliun. Lalu disusul oleh Timur Tengah dan Afrika senilai Rp 3,94 triliun, Asia lainnya senilai Rp 431,16 miliar, dan lain-lain senilai Rp 645,88 miliar.
“Kelompok usaha menghadapi risiko harga komoditas terutama diakibatkan oleh pembelian bahan baku utama seperti tepung terigu, minyak goreng dan skim milk powder,” tulis manajemen dalam laporan keuangan.
ADVERTISEMENT