Percepat Swasembada, Bahlil Mulai Tawarkan Lahan Tebu di Merauke ke Investor

3 Mei 2024 13:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (2/2/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (2/2/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, memimpin rapat perdana Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol pada Selasa (30/4). Dalam rapat tersebut, dipetakan persiapan lahan tebu seluas 2 juta hektare di Merauke.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, rapat ini dilaksanakan untuk melakukan pembagian tugas awal dengan kementerian/lembaga terkait yang juga ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mendorong percepatan investasi komoditas tebu.
”Ini merupakan tindak lanjut dari ratas (rapat terbatas) kami dua bulan lalu yang juga dihadiri oleh Kepala Badan Karantina waktu itu. Di mana yang hadir di dalam ratas itu adalah Menteri BUMN, Menteri LHK, Menko Perekonomian, dan Mendagri," kata Bahlil melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (3/5).
Sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024, satgas ini dibentuk untuk melakukan percepatan fasilitasi investasi komoditas tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.
"Kalau kita mengikuti apa yang ada sekarang ini, kita masih impor terus. Kemudian kita akan dorong juga untuk menjadi bioetanol. Kebetulan kemarin karena sudah banyak yang meminta untuk melakukan percepatan pembangunan maka satgas ini dibentuk,” jelas Bahlil.
ADVERTISEMENT
Terdapat 4 klaster dengan total lebih dari dua juta hektare yang akan menjadi wilayah pengembangan swasembada gula terintegrasi bioetanol. Klaster 1 dan 2 seluas kurang lebih 1 juta hektare, klaster 3 seluas kurang lebih 504.373 hektare, dan klaster 4 seluas kurang lebih 400 ribu hektare.
Total rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi swasta di klaster 3 diperkirakan mencapai USD 5,62 miliar atau setara Rp 83,27 triliun.
Bahlil mengungkapkan, proyek ini merupakan investasi besar. Sehingga investor yang masuk harus memiliki kredibilitas nyata. Dia juga meminta, setiap investor yang ingin ikut diwajibkan memenuhi hak-hak adat masyarakat di sana.
”Nanti kebunnya secara teknologi, pakai mesin. Kemudian pabriknya juga pada skala yang besar sekaligus, dan ke depannya investasinya ini melibatkan orang daerah," ujar Bahlil.
ADVERTISEMENT
"Jangan investornya yang tumbuh tapi masyarakatnya mati. Enggak boleh! Kita mau fair. Kita mau investornya tumbuh, negara dapat hasil, daerah dapat hasil, rakyat juga dapat hasil. Jadi konsepnya adalah tumbuh bersama-sama,” tambahnya.
Bahlil mengungkapkan, pihak Badan Karantina Indonesia telah mengetes bibit tebu yang didatangkan langsung dari Australia. Diharapkan bibit ini mampu menjadi bibit unggul yang bisa menghasilkan tanaman tebu yang berkualitas. Pelaksanaan investasi swasembada gula dan bioetanol ini diperkirakan akan selesai pada 2027.