Perjalanan Muamalat: Digagas BJ Habibie, Diselamatkan Ilham Habibie

5 Februari 2020 11:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilham Habibie di Indonesia Ekonomi Forum Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilham Habibie di Indonesia Ekonomi Forum Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Harapan Bank Muamalat Indonesia untuk lolos dari belitan masalah keuangan, terbuka lebar. Hal ini mencuat, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merestui Konsorsium Al Falah yang didirikan Ilham Habibie, menjadi investor penyelamat bank syariah pertama di Indonesia tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ini kan tinggal eksekusi. Eksekusi itu proses-proses administrasi. Calon investor sudah ada, konsorsium Al Falah,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (4/2).
Muamalat membutuhkan suntikan modal baru, akibat kinerjanya terus menurun dalam beberapa waktu terakhir. Dari laporan keuangan terbaru yang diunggah di laman resmi Muamalat, terungkap bank syariah tertua di Indonesia itu masih dibebani pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF).
Per September 2019 NPF gross melonjak jadi 5,64 persen, periode sama tahun sebelumnya 2,98 persen. Demikian juga dengan NPF net masih relatif tinggi di level 4,64 persen, naik dari September 2018 sebesar 2,5 persen.
Pada sisi lain, laba bersih Bank Muamalat di periode tersebut juga tergerus cukup dalam. Yakni hanya sebesar Rp 7,33 miliar, anjlok 93,44 persen dari September 2018 sebesar Rp 111,79 miliar.
Bank Muamalat Foto: Antara Foto
Masih mengutip laporan keuangan yang sama, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Muamalat ada di posisi 12,42 persen. Meningkat sedikit dari tahun sebelumnya 12,12 persen. Mengacu beban NPF yang cukup besar, Bank Muamalat perlu menambah modal.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang mendorong manajemen mencari investor baru dan menanti restu OJK. Kini OJK telah memberi lampu hijau bagi Ilham Habibie bersama Konsorsium Al Falah, untuk menyuntikkan dana ke Bank Muamalat.
Ilham yang merupakan putra tertua Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, sejak pertengahan 2018 lalu sudah menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Muamalat.
Al Falah adalah perusahaan yang dimiliki dan didirikan oleh Ilham Habibie dan CP5 Hold Co 2 Limited. Mitra Ilham itu merupakan perusahaan investasi yang secara tidak langsung dimiliki 100 persen, oleh dana yang dikelola oleh SSG Capital Management Limited (SSG), untuk tujuan berinvestasi di Bank Muamalat.
Untuk membuka jalan bagi Ilham dan Konsorsium Al Falah, Bank Muamalat akan melakukan rights issue dengan angka perkiraan mencapai Rp 3,29 triliun. Dalam rights issue ini, Al Falah bertindak sebagai pembeli siaga.
ADVERTISEMENT
Jika semua rencana berjalan lancar, peran Ilham Habibie diharapkan bisa membuat bank syariah yang berdiri pada 1991 ini jadi lebih sehat. Muamalat digagas antara lain oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di bawah kepemimpinan BJ Habibie, ayah Ilham.
Dengan dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah pengusaha muslim, bank ini resmi beroperasi pada 1 Mei 1992. Bahkan sebelum Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur bank syariah.
Mantan Presiden Indonesia BJ Habibie hadir saat Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidato utama di Universitas Indonesia di Jakarta pada 10 November 2010. Foto: AFP PHOTO / BARBARA WALTON
Sejak masalah keuangan di bank ini mencuat, pemerintah berkomitmen untuk menyelamatkannya dan tak ingin membiarkan bank ini tutup. Wakil Presiden Ma'ruf Amin, menyatakan sudah selayaknya Bank Muamalat dikuatkan bukan disetop atau dimatikan.
"Ya kita serahkan pada OJK sebagai lembaga yang memiliki otoritas untuk menyelesaikan masalah Bank Muamalat dan menggandeng investor yang layak dan pantas," ujar Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (20/11).
ADVERTISEMENT
Supaya masalah keuangan yang membelit Bank Muamalat sejak 2015 itu tak terulang, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, menilai bank itu harus kembali ke core business bank syariah.
Ilustrasi Bank Muamalat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Strategi bank-nya salah. Nature-nya bank syariah itu di ritel, tapi pembiayaan yang dilakukan ini terlalu berani," katanya dalam Diskusi Penyelamatan Bank Muamalat di Restoran Bunga Rampai, Jakarta, Kamis (21/11).
Permasalahan kekurangan modal yang terjadi saat ini, menurut Pieter karena Bank Muamalat terlalu jor-joran dalam menggelontorkan kredit untuk korporasi. Misalnya di sektor pertambangan dan perkebunan sawit.