Pernah Ditagih Rp 1,5 Triliun, Sri Mulyani Akhirnya Sambangi PBNU

23 Januari 2020 13:58 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani dan Rektor Unsyiah, Syamsul Rizal Foto:  Ampelsa/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani dan Rektor Unsyiah, Syamsul Rizal Foto: Ampelsa/ANTARA
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. Kabar kunjungan tersebut disampaikan melalui laman dan akun resmi twitter milik PBNU.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti, membenarkan kunjungan itu.
“Benar. Pertemuannya kemarin sore, untuk membahas kredit ultra mikro,” kata pria yang akrab disapa Frans itu kepada kumparan, Kamis (23/1).
Sebelum kunjungan Sri Mulyani, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, menyebut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut tak menepati janji menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun kepada organisasi keagamaan yang dipimpinnya.
Kedatangan Sri Mulyani ke PBNU, disambut langsung oleh Said, yang menyebut sebagai kunjungan yang sudah ditunggu-tunggu. “Ini yang kami tunggu-tunggu ,sudah agak lama karena sementara ada vakum, macet seakan-akan hilang komunikasi,” katanya.
Atas saran dan masukan dari PBNU, Menkeu bersepakat untuk memperbaiki dan menyempurnakan skema kredit ultra mikro kepada masyarakat tidak mampu, dengan bunga serendah-rendahnya sebagai afirmasi kepada rakyat kecil.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan menanyakan yang dimaksud skema bunga serendah-rendahnya itu, Frans belum merespons.
Sri Mulyani pernah menjelaskan, uang yang diributkan Ketua Umum PBNU Rp 1,5 triliun adalah dana dari APBN 2017. Dana tersebut dalam rangka mendukung penguatan ultra mikro (UMi), yakni sektor usaha di bawah kelas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tak punya akses pembiayaan.
"Operasionalisasi Rp 1,5 triliun itu dengan salurkan kredit ultra mikro melalui beberapa lembaga, karena enggak mungkin berikan langsung individual. Makanya pakai channeling seperti PT Bahana Artha Ventura, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) melalui Program Mekaar, dan PT Pegadaian (Persero)," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12).