Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Pernah Rugi Rp 1 Miliar, Co-Founder Komunitas Saham Ini Tak Menyerah Cari Cuan
6 Juli 2022 7:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Investasi saham tidak bisa dilakukan asal-asalan, sekalipun bagi pemula. Perencanaan diperlukan sebelum membeli sebuah emiten, mulai dari segi teknikal, fundamental, hingga sentimental.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit trader yang mengalami kerugian saat trading saham. Salah satu penyebabnya kurang persiapan dan belum dewasa secara mental bahwa pergerakan saham pada pasar bisa bergerak bak roller coaster.
Hal serupa dialami oleh Om Ben, influencer di Instagram yang membahas trading saham sekaligus CEO Komunitas Para Pencari Cuan (PPC). Pemilik akun Instagram @jalanjalanmurah ini mengalami lika-liku belajar investasi saham sejak tahun 2017.
“Saya dulu tidak punya mindset trading sejak 2017, tahunya stigma bahwa trading itu judi. Bahkan beberapa teman saya juga mengingatkan bahwa tidak usah ikut trading,” katanya kepada kumparan, Selasa (5/7).
Sebelum bergabung menjadi anggota PPC, Om Ben belajar saham di sebuah grup bersama mentor. Dalam edukasi ini, ia belum mengenal teknik scalping dan belajar di wadah yang aman yaitu trading di indeks LQ45 yang volatilitasnya tidak ekstrem.
ADVERTISEMENT
Om Ben mengaku membeli saham perdananya yaitu saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT PGN Tbk (PGAS). Ia hanya membeli saham sekitar 2-3 lot karena masih belajar.
Setelah bergabung di PPC, ia mulai membuka akun sekuritas senilai Rp 500 ribu. Om Ben menganggap jumlah sahamnya terlalu sedikit, maka ia menambah portofolio saham hingga Rp 2,5 juta.
“Karena masih baru, saya tidak mengerti bahwa market mengalami bearish. Saya masih menganggap market itu tidak koreksi. Pernah dalam 3 hari trading, portofolio saya tergerus 25 persen,” ceritanya.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan portofolionya pernah anjlok 60 persen. Saham yang dikoleksi senilai Rp 300 juta, ambruk menjadi Rp 130 juta.
“Saya pernah loss Rp 1 miliar dalam sebulan, itu bukan satu saham saja. Sekali cut loss paling gede Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Waktu itu koleksi saham bank digital yang lagi ramai,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Masih merasa syok, Om Ben kemudian menenangkan dan mulai evaluasi diri. Ia merasa tetap keras kepala bahwa koleksi saham terlalu agresif dan tidak mau cut loss.
“Kegagalan membuat saya lebih kuat ke depannya dan terus move on. Ketika saya move on, saya masih tetap percaya mendapat peluang profit yang besar,” kata Om Ben.
Dengan konsistensi belajar dan tak mau menyerah, portofolio Om Ben yang senilai Rp 130 juta pada rentang waktu Maret-Desember 2020 kemudian melesat, cuan Rp 1 miliar. Nilai portofolio yang melonjak ini disebabkan rebound pasar yang kencang dan kondisi yang bullish.
“Rasanya beli saham apa saja profit pada saat itu. Kalau kondisi sekarang pergerakan saham lesu, siap-siap kurangi modal dulu dan jangan agresif supaya saham kita tidak tergerus,” terang Om Ben.
ADVERTISEMENT
Menjadi Influencer Trading Saham
Menurut Om Ben, ia hanya membutuhkan waktu 2,5 bulan untuk menaruh saham dari Rp 1 miliar menjadi Rp 3 miliar. Seiring waktu berjalan, ia membuat konten edukasi investasi saham di Youtube.
Melalui konten Youtube yang diluncurkan bulan Mei 2020, Om Ben menyiapkan wadah bagi komunitas PPC untuk edukasi analisa saham. Ia melihat antusias dan respons yang besar dari para netizen.
“Responsnya bagus dan banyak tertarik belajar saham karena saat itu lagi lockdown. Subscribers naik 1.000 dalam 1,5 bulan,” lanjutnya.
Setelah itu, ia membuat konten di Instagram dan tetap mempertahankan nama yang sama seperti saat menjadi pengusaha tour guide sebelum menjadi trader.
Tidak FOMO
Om Ben mengingatkan pelaku pasar untuk tidak FOMO (fear of missing out) dan bisa mengendalikan diri agar tidak membeli saham asal-asalan. Ia menekankan keuntungan bukan tujuan utama pelaku pasar, melainkan lika-liku perjalanan belajar analisa saham.
ADVERTISEMENT
“Keuntungan adalah hasil perjalanan dari belajar analisa saham. Yang kita kejar itu edukasi diri, bukan keuntungan,” ungkapnya.
Om Ben meminta pelaku pasar agar harus tahan banting dan sadar bahwa mereka hanya bisa mengendalikan portofolio sendiri, bukan kondisi pasar. Trader harus mengerti bahwa trading bukan lari cepat, namun berupa marathon yang menghadapi rintangan naik turun.
“Banyak kebijakan baru dari BEI sehingga investor harus adaptasi trading yang baik. Kadang kita masih agresif, menikmati market yang kondisinya bagus. Intinya jangan terpatok kondisi market masa lalu,” jelasnya.
Ia merekomendasikan saham-saham sektor perbankan untuk dikoleksi. Apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound, sektor pertama yang terangkat naik adalah saham perbankan, seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI.
ADVERTISEMENT