Pernyataan Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri Jadi Pemberitaan Media Asing

5 Maret 2021 6:51 WIB
Jokowi di Mall Summarecon Bekasi.  Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Mall Summarecon Bekasi. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Pernyataan Presiden Jokowi menggaungkan benci produk luar negeri sambil mengajak masyarakat lebih mengutamakan penggunaan produk lokal, menjadi perhatian media asing. Sejumlah media mengutip pernyataan itu dan menjadikannya pemberitaan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Jokowi menggaungkan benci produk luar negeri itu, diungkapkan saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Istana Kepresidenan, Kamis (4/3). Kegiatan itu juga ditayangkan di akun media sosial Youtube.
“Produk dalam negeri gaungkan, gaungkan juga benci produk-produk luar negeri, bukan hanya cinta tapi benci. Cinta barang kita, benci produk luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal untuk produk-produk Indonesia,” kata Jokowi di hadapan peserta Rakernas.
Channel News Asia (CNA) yang berbasis di Singapura, menurunkan pemberitaan dengan judul 'Indonesians should 'love local goods, hate foreign products': President Jokowi'.
Dalam pemberitaan yang sama, CNA juga mengutip pernyataan Jokowi soal tahun 2021 sebagai tahun pemulihan ekonomi. Karenanya target pertumbuhan ekonomi 2021 dipatok Jokowi harus bisa dicapai sebesar 5 persen. CNA juga melansir data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 lalu yang minus 2,07 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Ismar Patrizki/ANTARA FOTO
"Ini merupakan kontraksi (pertumbuhan negatif) tahunan pertama sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998," tulis CNA.
ADVERTISEMENT
Sementara media berbahasa Inggris di Jepang, The Mainichi, menurunkan laporan berjudul 'Indonesian president calls for hate campaign against foreign products'.
Media yang di laman online-nya menyebut sudah terbit sejak 1922 itu, juga menyitir pernyataan Jokowi agar pusat-pusat perbelanjaan menggeser penempatan produk luar negeri ke lokasi yang tidak strategis. Sementara lokasi strategis agar diberikan ke produk lokal.
The Mainichi juga mengutip tanggapan sejumlah netizen di media sosial, yang mengungkapkan ketidaksetujuan atas pernyataan Jokowi bahwa untuk mencintai produk lokal, seseorang harus membenci produk asing.
Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menunjukkan barang bukti saat konferensi pers 'penindakan barang impor tiruan', Kamis (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
"Seorang netizen menulis di twitter menanggapi Presiden Jokowi, 'Anda bermaksud mengajak orang-orang untuk lebih mencintai produk lokal. Namun, tentunya itu tidak berarti bahwa mereka harus membenci produk asing. Jika Anda membenci produk asing, itu berarti Anda seharusnya tidak mengizinkan barang impor. Apakah Anda siap?', " demikian ditulis The Mainichi.
ADVERTISEMENT
Media asing lainnya, Reuters, menurunkan laporan yang lebih maju yakni soal rencana kebijakan Kementerian Perdagangan untuk memerangi predatory pricing atau perang harga secara tidak sehat. 'Indonesia plans to regulate e-commerce to stop predatory pricing,' demikian judul yang diangkat Reuters.
Pemberitaan tersebut mengacu penjelasan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, bahwa ajakan Presiden Jokowi menggaungkan benci produk luar negeri, dipicu kasus bangkrutnya sejumlah UMKM Indonesia akibat barang impor sejenis yang harganya jauh lebih murah.
Dia mencontohkan UMKM hijab Indonesia yang kalah bersaing oleh produk sejenis asal China. "Produk bikinan luar negeri tersebut di Indonesia dijual dengan harga sangat miring, yakni hanya Rp 1.900 per pcs. Predatory pricing inilah kemudian membuat UMKM mati," ujar Mendag Muhammad Lutfi.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.