Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Personal Branding hingga Penguasaan IT Jadi Bekal Gen Z di Dunia Kerja
30 Mei 2024 21:33 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Selepas sukses dalam serangkaian roadshow ke sejumlah Universitas top Indonesia pada tahun lalu, kumparan Anak Bangsa Curhat (A.B.C) kembali dihelat tahun ini. Kini, sobat Gen Z di Telkom University, Bandung, yang dapat giliran pada Kamis (30/5).
ADVERTISEMENT
Acara dimulai pukul 14.00 WIB di Aula Lantai 5 FKB Telkom University . Ada sekitar 221 mahasiswa telkom yang hadir. Mereka ramai-ramai menulis curhatan dalam kertas, berdiskusi dengan panelis hingga ikut menjawab pertanyaan-pertanyaan seru dalam sesi kuis.
Mengusung tema How Gen Z Transform Future Career, kumparan A.B.C kali ini menghadirkan tiga panelis di sesi talkshow. Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk bekal Gen Z menghadapi dunia kerja.
Mereka adalah Rian Farhadhi (content creator), Halimah Ratna (TalentHub Kemnaker RI), serta Fadli Kalaloi (Sekretaris Prodi Ilkom Telkom University). Sesi bincang-bincang tersebut tambah meriah dan seru saat dipandu oleh Winda Dwiastuti yang merupakan Corporate Communication Manager kumparan.
Tidak hanya itu, acara ini juga dimeriahkan oleh sesi curhat Mbak kumparan, serta open mic dari komika Adi Arkiang.
ADVERTISEMENT
Peran Institusi Pendidikan
Tak bisa dipungkiri, institusi nomor satu yang paling berpengaruh untuk karier Gen Z di masa depan adalah institusi pendidikan. Menurut Sekretaris Prodi Ilkom Telkom University, Fadli Kalaloi, institusi pendidikan adalah yang menengahi fase mahasiswa tumbuh hingga melangkah ke industri profesional.
Menurutnya, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh institusi pendidikan dalam menjalankan perannya. Salah satunya, terkait pembuatan kurikulum.
“Kita perlu amat-amat fleksibel dalam membuat kurikulum, mendengarkan semua pihak, termasuk pihak industri kerja bagi mahasiswa itu sendiri,” terang Fadli.
Ia melanjutkan, dengan diambilnya langkah tersebut, institusi pendidikan dapat ikut memasukkan hal-hal yang dibutuhkan industri ke dalam kurikulum.Telkom University, kata dia, punya cara sendiri untuk mempraktikkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jadi sebagian besar mahasiswa kami yang telah lulus, sekitar 80 persen, itu melewati kompetensi yang disertifikasi di bidang tertentu,” tutur Fadli.
Hal tersebut tentunya dimaksudkan agar mahasiswa punya bekal saat memasuki industri kerja.
Pentingnya Personal Branding untuk Karir Gen Z
Personal branding tentu bukan istilah asing bagi Gen Z. Personal branding bisa diartikan sebagai proses pembentukan persona diri untuk dipersepsikan pihak lain, tak terkecuali perusahaan-perusahaan yang menyediakan lapangan kerja.
Bagi content creator, Rian Farhadhi, personal branding merupakan perjalanan yang panjang untuk membentuk dirinya. Sebelum dikenal seperti sekarang, kata dia, dirinya sudah melakukan hal tersebut sebagai kebiasaan bahkan sejak SMP.
“Pertama, personal branding adalah hal yang membentuk diri saya. Gua, di SMP sadar, harus punya satu bidang sebagai spesialis dan waktu itu senang menulis dan baca dan melakukan hal itu jadi sesuatu yang biasa,” kenang Rian.
“Tapi karena kebiasaan itu, akhirnya gua pas SMA memutuskan jadi jurnalis. Gua magang di kompas, MNC, dan beberapa media,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Seiiring perjalanan waktu, Rian mengaku belajar hal-hal yang berhubungan dengan profesi jurnalis. Termasuk bagaimana penulisan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik hingga bagaimana menulis berita yang benar.
Kini, Rian lebih dikenal sebagai Presiden Gen Z. Itu tak lepas dengan dirinya yang menyuarakan keresahannya di media sosial.
Teknologi Sebagai Bekal
Menurut TalentHub Kementerian Ketenagakerjaan RI, Halimah Ratna, memperkaya dan mendalami softskill secara terus menerus merupakan salah satu bagian penting bagi Gen Z untuk mempersiapkan langkah karier mereka.
Halimah pun memberikan bocoran kepada mahasiswa Telkom University tentang Top 10 Skills yang masih akan terus dibutuhkan setidaknya sampai 2027 mendatang.
Berdasarkan World Economic Forum. Sepuluh skill yang dimaksud adalah:
ADVERTISEMENT
Di antara sepuluh daftar di atas, kata Halimah, mahasiswa cukup menekankan pada literasi teknologi. Meski begitu, kata dia, itu tidak berarti semua orang harus betul-betul menguasai bidang IT.
“Lalu apakah semuanya harus bisa IT? Tentu tidak. Tapi kalau kita punya pengetahuan terhadap teknologi seperti artificial intelligence, kita bisa mengimplementasikannya ke dalam pekerjaan-pekerjaan kita,” terang Halimah.
Selain itu, Halimah juga mengingatkan kalau teknologi sekadar alat alias tools dan itu bukanlah tujuan.
“Jadi nanti jangan berpikir, oh ada AI nih, aku nanti digantikan dengan robot, jangan. Tapi bagaimana teman-teman memanfaat AI. Karena AI buatan manusia,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Sekilas Anak Bangsa Curhat
A.B.C merupakan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyuarakan opini terhadap nilai-nilai yang mereka anggap penting.
Dalam platform tersebut, generasi muda dapat bersuara tentang isu lingkungan, karier, keuangan, kesehatan mental, hingga pemerintahan. Melalui A.B.C, kumparan ingin mendukung para mahasiswa agar bisa kritis dan berani bersuara demi masa depan negeri.
Pada tahun 2023 lalu, kumparan sudah menggelar A.B.C di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, hingga Universitas Indonesia.