Pertamina Bakal Naikkan Campuran Etanol Pertamax Green 95 Jadi 8 Persen

16 September 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, di Gedung DPR, Selasa (14/3/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, di Gedung DPR, Selasa (14/3/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) memastikan akan menaikkan kadar campuran etanol dalam produk Pertamax Green 95, dari awalnya 5 persen (E5) menjadi 8 persen (E8) mulai tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Rencana kenaikan campuran etanol kemudian dikonfirmasi oleh VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.
"Untuk Pertamax Green 95 kami berencana untuk meningkatkan bioethanolnya dari saat ini 5 persen, menjadi 8 persen," ungkap Fadjar saat dihubungi kumparan, Sabtu (16/9).
Selain itu, Fadjar juga memastikan Pertamina akan meningkatkan penyebaran produk Pertamax Green 95. Saat diluncurkan pada akhir Juli 2023 lalu, produk ini baru dipasarkan di DKI Jakarta dan Surabaya.
Saat ini ada 15 SPBU yang menyediakan produk Pertamax Green 95 yakni 5 unit di DKI Jakarta mencakup SPBU MT Haryono, SPBU Fatmawati 1 dan 2, SPBU Lenteng Agung, dan SPBU Sultan Iskandar Muda.
Sementara 10 SPBU berada di Surabaya yakni SPBU Jemursari, Soetomo, Mulyosari, Merr, Ketintang, Karang Asem, Mastrip, Citra Raya Boulevard, Juanda, dan Buduran.
ADVERTISEMENT
"Demikian pula pemasarannya yang saat ini baru di Jakarta dan Surabaya," ujar Fadjar.
Ilustrasi Pertamax Green 95. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menjelaskan ada beberapa tahapan pengkajian untuk mengevaluasi produk BBM mulai tahun 2024 melalui program Langit Biru.
Tutuka membeberkan akan ada kenaikan campuran bioetanol untuk Pertamax Green 95 menjadi 8 persen mulai tahun 2024. Menurutnya, salah satu parameter program ini adalah penurunan kadar sulfur BBM yang dapat mencemari udara.
"Awal tahun (depan) itu Pertamax Green 95 yang jadi E8, kemudian nanti ke konversi Biosolar ke Dexlite, konversi Pertalite ke Pertamax, ya tahun-tahun berikutnya masih dikaji, tapi kurang lebih ada tujuannya untuk mengurangi pencemaran," ungkap Tutuka saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/9).
ADVERTISEMENT