Pertamina Kejar Target USD 5 Miliar, Ahok Minta Jokowi Ubah Skema Subsidi BBM

10 Februari 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama saat meninjau kilang PT TPPI, di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama saat meninjau kilang PT TPPI, di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta pemerintah segera ubah skema subsidi, baik itu LPG 3 kilogram atau BBM Premium, agar langsung ke perorangan. Pasalnya, harga minyak internasional saat ini semakin melonjak.
ADVERTISEMENT
Hari ini, harga minyak jenis Brent USD 91,48 per barel dan sempat menyentuh USD 94 per barel di awal pekan ini yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
Kementerian ESDM juga melaporkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terkerek menjadi USD 85,89 per barel sepanjang Januari 2022, naik dibandingkan Desember 2021 sebesar USD 73,36 per barel.
Ahok menjelaskan, selama dua tahun ke belakang, Pertamina pangkas biaya produksi (cost optimization) karena tidak pernah menaikkan harga BBM. Hal itu membuat perusahaan selalu merugi karena jual murah di bawah harga pasar.
"Kita udah cost optimasi 2 tahun, kita sudah potong banyak. Harapan kami, Pertamina kalau enggak boleh naikin harga, di 2022 masih bisa enggak dapat keuntungan di atas USD 1 miliar? Sementara kita menangani subsidi, tapi harga minyak tinggi sekali," ujarnya dalam DBSI Spring Festival 2022, Kamis (10/2).
Petugas SPBU Pertamina mengisi bahan bakar. Foto: CIKA Indonesia
Dengan demikian, Ahok meminta pemerintah segera mengubah skema subsidi menjadi tertutup atau langsung kepada perseorangan di tahun ini, tidak lagi melalui barang. Menurut Ahok, hal ini juga akan menguntungkan pemerintah dari penerimaan devisa.
ADVERTISEMENT
"Kalau subsidi langsung ke rakyat, pemerintah akan menghemat banyak sekali devisa. Untung USD 5 miliar buat Pertamina harusnya bisa. Itu harapan saya, pemerintah mulai membikin subsidi langsung ke orang langsung bukan dibarangkan (subsidi barang)," ungkap Ahok.
Soal harga minyak internasional, Ahok berpendapat harganya bisa mencapai USD 120 per barel jika konflik Ukraina dan Rusia pecah. Hal ini tentu akan memberatkan Pertamina jika tidak menaikkan harga BBM.
"Kita enggak mungkin menaikkan harga minyak, makanya bandingkan saja SPBU asing dan Pertamina, artinya Pertamina jual rugi. Kita tahun lalu tekor dari jual rugi di bawah harga, karena enggak dinaikan (ruginya) sudah USD 2 miliar lebih," tutur dia.