Pertamina Minta Dibebaskan Cukai Impor Etanol, Ini Kata Kemenkeu

31 Agustus 2023 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani dalam Media Briefing DJBC, Jumat (17/6/2022). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani dalam Media Briefing DJBC, Jumat (17/6/2022). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara soal permintaan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang meminta pemerintah membebaskan cukai etanol.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Bea Cukai Askolani mengaku belum ada pembahasan mengenai pembebasan cukai etanol. Bahkan dia belum mengetahui bentuk kebijakan itu.
"Belum ada pembahasan itu. Pembahasan aja belum, kita belum tahu bentuknya," kata Askolani kepada awak media di Kompleks DPR RI, Kamis (31/8).
Askolani mengungkapkan pembahasan mengenai pembebasan cukai harusnya dibahas secara terbuka.
Sebelumnya, Nicke meminta dukungan pemerintah untuk membebaskan cukai etanol. Hal ini berkenaan dengan rencana Pertamina yang mulai mendorong etanol sebagai campuran BBM.
Salah satu produk BBM-nya adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran Pertalite dan etanol yang bakal diluncurkan tahun 2024.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
“Ini semua kami perlu support dari pemerintah, satu, pembebasan bea cukai sampai dengan investasi sampai bioetanol itu kita impor dulu. Sementara kita belum memenuhi produksi dalam negeri, kita meminta pembebasan dari pajak impornya,” ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
Nicke menyebut pemerintah mendorong pemanfaatan etanol melalui alokasi lahan 700 ribu hektare untuk gula dan etanol. Dari alokasi lahan tersebut, diharapkan ada tambahan pasokan 1,2 juta kiloliter untuk campuran bensin tersebut.
“Kita minta support untuk Komisi VII DPR, mengingat Indonesia ini sangat strategis karena bisa menyerap tenaga kerja dan mengurangi impor dan emisi apalagi masalah polusi sedang naik-naiknya ini bisa kita turunkan emisinya serta mengurangi impor,” tuturnya.