Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) tahun 2020 di hadapan sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (20/5).
ADVERTISEMENT
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2020 itu, bertajuk "APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM."
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mematok pertumbuhan ekonomi tahun 2020 nanti berkisar 5,3-5,6 persen. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi sejumlah itu bisa dicapai dengan adanya sinyal konsumsi yang cukup sehat dan inflasi yang terjaga.
"Perekonomian nasional pada triwulan I 2019 tumbuh 5,07 persen, ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang cukup sehat sejalan dengan terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/5).
Meski begitu, Sri Mulyani juga mewanti-wanti tantangan ekonomi Indonesia ke depan masih dimungkinkan terganjal dari sektor ekspor nasional. Di samping itu, menurutnya ancaman perang dagang juga mesti jadi hal yang diwaspadai. Seiring melakukan upaya-upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat domestik dan global dalam investasi.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah harus tetap fokus menjaga pemulihan investasi dan ekspor dengan tetap menjaga pertumbuhan konsumsi melalui perbaikan daya beli, stabilitas harga, dan penguatan kepercayaan konsumen," terang dia.
Berikut ini asumsi makro RAPBN 2020 :
Pertumbuhan ekonomi : 5,3-5,6 persen,
Inflasi : 2,0-4,0 persen,
Tingkat suku bunga SPN 3 Bulan : 5,0-5,6 persen,
Nilai Tukar Rupiah (Dolar AS) : Rp 14.000-Rp 15.000,
Minyak Mentah (ICP) : USD 60-70/Barel,
Lifting Minyak Bumi : 695-840 ribu Barel per Hari,
Lifting Gas Bumi : 1.191-1.300 ribu barel per hari.