Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Capai 5,2 Persen di Sepanjang 2018

5 Februari 2019 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung perkantoran di Jakarta. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Gedung perkantoran di Jakarta. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi selama kuartal IV 2018 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) besok, diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya maupun periode yang sama 2017.
ADVERTISEMENT
Sehingga sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan juga lebih baik dari 2017.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, perekonomian selama kuartal IV 2018 diproyeksi sebesar 5,2 persen dan sepanjang 2018 sebesar 5,1-5,2 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen maupun kuartal IV 2017 sebesar 5,19 persen. Namun demikian, proyeksi tersebut meleset dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2018 yang sebesar 5,4 persen. "Kalau 2018 antara 5,1-5,2 persen, karena di kuartal III 2018 saja sudah 5,17 persen. Dengan perkiraan pertumbuhan di kuartal IV 2018 sebesar 5,2 persen," ujar Iskandar kepada kumparan, Selasa (5/2).
Konpers BPS soal pertumbuhan ekonomi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi masih akan disokong oleh sektor konsumsi rumah tangga dan investasi. Hal ini akibat adanya Pilpres dan Pileg. "Dengan melihat perkembangan tersebut, pertumbuhan konsumsi 5,1 persen akibat Pilpres dan Pileg," kata dia. Sementara laju ekspor, meskipun masih melambat dibandingkan impor, namun ekspor sudah mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. "Masih konsumsi dan investasi. Kalau ekspor kan mesti di net kan dengan impor yang hasilnya mendekati nol. Jadi kalau pun ekspor melambat, tapi net nya hampir nol," jelasnya. Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu memproyeksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu sebesar 5,1-5,2 persen. Laju konsumsi rumah tangga sebagai pendorong perekonomian diproyeksi tumbuh di atas 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "PDB diperkirakan tumbuh 5,1 persen pada kuartal IV 2018, mencapai 5,1-5,2 persen sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan konsumsi diperkirakan akan tumbuh melebihi 5 persen sepanjang 2018," kata Febrio.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Foto: Ingram Publishing/Thinkstock
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mencapai 5,15 persen. Menurut Bhima, tantangan perekonomian ada pada komponen net ekspor yang melemah akibat efek perang dagang, penurunan harga komoditas perkebunan, dan tingginya impor BBM. Nilai ekspor pada Desember 2018 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Desember 2018, nilai ekspor hanya tumbuh USD 4,18 miliar atau melambat dibandingkan dengan Desember 2017 yang mencapai USD 14,86 miliar. Bahkan sepanjang tahun lalu, neraca perdagangan tercatat defisit USD 8,57 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan 2017 yang mencatatkan surplus USD 11,84 miliar. Neraca perdagangan ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah. "Kinerja investasi pun sulit untuk diandalkan, karena data realisasi investasi hanya tumbuh 4,1 persen (yoy) sepanjang 2018," tambahnya.
ADVERTISEMENT