Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Pertumbuhan Ekonomi RI Dinilai Belum Berkualitas
7 Februari 2017 9:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016 mencapai 5,02 persen, lebih tinggi dibanding 2015 yang tercatat 4,88 persen. Namun, peningkatan tersebut hingga saat ini lebih banyak ditopang konsumsi rumah tangga yang dinilai cukup rentan.
ADVERTISEMENT
Ekonom dari Management Economy Development (Mecode) Studies, Mangasa Augustinus Sipahutar, mengatakan pemerintah harus mencari strategi untuk menggenjot ekspor yang selama tahun lalu mengalami kontraksi.
"Teknologi kita belum mampu mendorong padat karya yang bisa menyerap lapangan kerja kompetitif dan bisa menghasilkan pertumbuhan yang riil, bukan semata dari belanja konsumtif," kata Mangasa kepada kumparan, Selasa (7/2).
Menurut Mangasa, kondisi tersebut mencerminkan belum berkualitasnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seharusnya, kata dia, pertumbuhan ekonomi bisa turut mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak, dan mempersempit ketimpangan.
"Meningkat dibandingkan tahun lalu memang, tapi jika dilihat pertumbuhan ini belum mampu mengatasi kemiskinan, lapangan kerja, dan yang terpenting gini ratio,” ujarnya.
Berdasarkan catatan BPS, secara keseluruhan sektor konsumsi rumah tangga memang masih memberikan kontribusi terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) yaitu mencapai 56,5 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 32,57 persen, dan ekspor 19,08 persen.
ADVERTISEMENT