Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat di Kuartal III 2023, Ini Penyebabnya

6 November 2023 12:24 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (2/10/2023). Foto: Dok. BPS
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (2/10/2023). Foto: Dok. BPS
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy), atau melambat dari kuartal II 2023 yang tercatat tumbuh 5,17 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2023 yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya ini sejalan dengan pola yang biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II, kecuali pada tahun 2020 saat terjadi pandemi COVID-19," ujar Amalia saat konferensi pers, Senin (6/11).
Amalia memaparkan berdasarkan prediksi International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 akan melambat dari tahun 2022. Namun, tidak berlaku bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang diproyeksi akan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi negara maju.
"Kondisi ekonomi di beberapa negara, termasuk Indonesia, pada kuartal III 2023 tetap tumbuh meskipun pada umumnya pertumbuhan kuartal III 2023 di beberapa negara memang relatif melambat dari kuartal II 2023 seperti Tiongkok dan India," jelas Amalia.
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dia membeberkan faktor yang berpengaruh pada kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ini yakni perkembangan kinerja perdagangan internasional, berupa penurunan harga komoditas di pasar global yang berpengaruh pada penurunan ekspor komoditas unggulan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari sisi nilai ekspor, kata dia, batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan nikel di kuartal III 2023 lebih rendah baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy), tetapi dari sisi volume masih meningkat. Nilai ekspor batu bara turun 5,25 persen, CPO turun 6,29 persen, dan nikel naik 22,88 persen.
"Meskipun mengalami tren penurunan, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut pada kuartal III 2023, surplus neraca dagang mencapai USD 7,83 miliar, atau naik sekitar 0,17 persen dari kuartal sebelumnya," ungkap Amalia.
Amalia menuturkan ekonomi Indonesia tumbuh didorong oleh aktivitas domestik yang terjaga, seperti peningkatan mobilitas dan sektor pariwisata, terlihat dari jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan pada kuartal III 2023.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga tumbuh 64,87 persen pada kuartal III 2023 mendekati level pra pandemi COVID-19. Sementara jumlah perjalanan wisatawan nusantara juga tumbuh 13,35 persen. Hal ini didukung penyelenggaraan event nasional dan internasional, seperti KTT ASEAN ke-43.
Amalia menambahkan, aktivitas produksi juga terlihat tetap solid. Purchasing Managers Index (PMI) Bank Indonesia masih berada di zona ekspansif, kapasitas produksi terpakai mencapai 75,17 persen lebih tinggi dari kuartal III tahun sebelumnya, serta pertumbuhan produksi semen, penjualan listrik, dan produksi batu bara.
Kemudian, lanjut dia, daya beli masyarakat juga masih terlihat stabil, diindikasikan dengan inflasi yang terkendali, indeks penjualan eceran riil tumbuh, penjualan domestik sepeda motor yang naik, nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit tumbuh masing-masing 6,9 persen dan 25,75 persen, dan tumbuhnya kredit KPR dan KPA.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, respons kebijakan ekonomi pendorong pertumbuhan dilakukan pemerintah, belanja modal pemerintah pada kuartal III 2023 tumbuh 32,37 persen dan di sisi kebijakan moneter BI tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen di kuartal III 2023," tandas Amalia.

Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Amalia mencatat, dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023 terutama bersumber dari industri pengolahan, transportasi dan pergudangan serta konstruksi. Industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2023 terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Pertumbuhan PMTB sebesar 5,77 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2022 sebesar 4,98 persen," jelas Amalia.
ADVERTISEMENT
Adapun secara spasial, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di wilayah pulau Sulawesi sebesar 6,44 persen, bersumber dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan. Lalu wilayah Maluku dan Papua sebesar 9,25 persen bersumber dari pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan perdagangan.