Perusahaan Konstruksi Raksasa di Asia Timur Tertarik Garap IKN

27 Mei 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman, menemui Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan. Foto: Dok. Fadjroel Rachman
zoom-in-whitePerbesar
Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman, menemui Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan. Foto: Dok. Fadjroel Rachman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan Mochamad Fadjroel Rachman mengungkap perusahaan konstruksi raksasa asal Kazakhstan, BI Group, sudah menyatakan minatnya untuk investasi di IKN.
ADVERTISEMENT
BI Group adalah salah satu perusahaan yang sudah meneken Letter of Intent (LoI), dari 3 LoI di bidang konstruksi yang berhasil dikantongi OIKN berkat Kedubes RI di Kazakhstan.
Astana adalah ibu kota Kazakhstan yang saat ini menjadi ibu kota dengan usia paling mudah dan menjadi salah satu rujukan Indonesia membangun ibu kota barunya sendiri.
"Dia (BI Group) nomor 3 terbesar di Eurasia, termasuk Rusia, Armenia, sampai Belarus. Dan nomor satu di Asia Tengah, ini termasuk Kazakhstan, Uzbekistan, sampai Turkmenistan. Dalam catatan saya, revenue tahunannya USD 2 miliar, terakhir. Ini perusahaan penting. Ini bentuk komitmen kami bahwa kami ingin bawa yang terbaik," kata dia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan Mochamad Fadjroel Rachman. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
BI Group, kata Fadjroel, saat ini sudah berbisnis di 10 negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat. "BI grup sekarang proses mengeluarkan investasinya (realisasi) ke IKN. Karena di negara ada proses izin untuk bawa keluar investasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Fadjroel mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan investasi berkualitas untuk Indonesia dari perusahaan-perusahaan terbaik di bidangnya. Satu poin yang dia tekankan, investor yang masuk ke Indonesia tak sekadar datang menaruh uang, tapi juga melakukan transfer teknologi dan pengetahuan.
"Jadi ada 3 konsorsium (yang menyatakan LoI), pertama BI Group tadi. Kedua adalah Asia Construction, dan ketiga Q7. Q7 sekarang sedang dalam proses, kan untuk konstruksi ada beberapa tahap yang harus dilalui cukup panjang. Tapi Apa yang disampaikan pihak Otorita mereka akan membantu investor luar negeri (datang ke Indonesia)," tegasnya.
Selain 3 LoI di sektor konstruksi, Kedubes RI untuk Kazakhstan juga berhasil mengantongi 1 Loi di bidang smart city, yaitu dari perusahaan Parqour untuk menyediakan smart parking, dan perusahaan Sergek, penyedia sistem transportasi dengan kecerdasan buatan.
ADVERTISEMENT
Sergek sendiri sudah melakukan proof of concept dengan uji coba di Balikpapan. Rencananya menggelontorkan dana Rp 8,9 miliar.
"Kami senang membawa investor yang enggak cuma posisikan kita sebagai pembeli, mereka enggak cuma taruh uang, tapi ada transfer teknologi dan pengetahuan," pungkasnya.