Perusahaan Logistik INPS Siapkan Rp 20 Miliar untuk Akuisisi

6 April 2018 14:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencatatan saham perdana INPS di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan saham perdana INPS di BEI. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) menyiapkan banyak ekspansi pada tahun ini. Selain memburu kenaikan pendapatan dari bisnis perdagangan, transportasi, dan jasa logistik terpadu, INPS juga akan memperbesar lini bisnis penjualan gas.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama INPS Eddy Purwanto Winata mengungkapkan pihaknya tengah membidik untuk segera mengakuisi 99% saham PT Jono Gas Pejagalan (Jonogas). Nilai akuisisi Jonogas diperkirakan mencapai Rp 19-20 miliar.
"Nah itu target kita bisa naik 100% salah satunya dengan akusisi Jonogas. Nilai akusisi Rp 19-20 miliar," ungkap Eddy di Gedung Bursa Efek Indonesia, kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (6/4).
Direktur Utama INPS, Eddy Purwanto Winata. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama INPS, Eddy Purwanto Winata. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Menurut rencana, INPS akan menggunakan dana hasil IPO untuk membayar akusisi Jonogas. Perusahaan telah melepas 150 juta saham untuk mendapatkan dana segar Rp 41,40 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 47,64% akan digunakan untuk membayar akusisi Jonogas sedangkan sisanya 45,12% digunakan untuk tambahan belanja modal.
"Untuk modal kerja dan akuisisi satu perusahaan untuk melengkapi portofolio kita. Jadi kita akan komplit akan memperdagangkan energi bahan bakar dan juga LPG," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di tahun ini, modal kerja yang disiapkan INPS sebesar Rp 65 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah fasilitas logistik, membangun kantor cabang baru, hingga pengadaan 40 unit truk. Perusahaan juga berencana untuk menambah wilayah distribusi ke Pulau Sumatera dan Sulawesi.
Eddy menargetkan tahun ini INPS bisa mendapatkan laba bersih sebesar Rp 17 miliar. Angka tersebut naik 240% dibandingkan realisasi laba di 2017 yang hanya Rp 5 miliar.
"Jadi ini masih diaudit laporan keuangannya untuk di Desember. Tapi kemungkinan labanya Rp 5 miliar karena tahun kemarin banyak investasi truk sehingga jadi rugi. Tahun ini kita rencana untuk meningkatkan penjualan energi sehingga kerugian itu bisa ditekan," jelasnya.