Pindahkan Pabrik ke RI, Sharp Targetkan Bisa Ekspor Mesin Cuci

16 Juli 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pekerja di pabrik baru mesin cuci Sharp di Karawang, Jawa Barat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pekerja di pabrik baru mesin cuci Sharp di Karawang, Jawa Barat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sharp Corporation memindahkan pabrik produksi mesin cuci dengan 1 tabung full auto dari Thailand ke Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Adapun kapasitas pabrik baru Sharp Indonesia sebesar 400 ribu unit per tahun.
ADVERTISEMENT
National Sales Senior General Manager Sharp Indonesia, Andry Adi Utomo menyampaikan, bahwa selama ini pihaknya belum melakukan ekspor. Dengan adanya pabrik baru ini, Sharp Indonesia menargetkan ekspor mencapai 30 persen secara bertahap dari kapasitas produksi.
Rinciannya yakni ekspor ‎pada tahun ini mencapai 10 persen. Sementara ekspor pada tahun depan mencapai 20 persen, sedangkan ekspor pada tahun 2021 mencapai 30 persen. Dengan adanya pabrik baru, kapasitas produksi mesin cuci Sharp Indonesia mencapai 1,5 juta unit per tahun.
"Mau dicapai kapan? Insya Allah ekspor 10 persen pada tahun ini, ekspor 20 persen di 2020, dan ekspor 30 persen di 2021," katanya saat ditemui di Pabrik Sharp Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7).
Peresmian pabrik mesin cuci baru Sharp di Karawang, Jawa Barat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dia menambahkan, negara tujuan ekspor yang disasar Sharp Indonesia yakni negara di Asia Tenggara, tak terkecuali Thailand yang sebelumnya memproduksi mesin cuci 1 tabung. Selain itu, pihaknya juga menyasar negara di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kita coba juga di middle east, seperti Dubai dan Afrika, kita coba ekspor ke sana. Karena pasar di sana juga dinilai masih luas," kata Andry.
Menurut dia, pabrik baru ini menambah ‎jumlah pekerja sebanyak 100 orang, dari semula 400 orang menjadi 500 orang. Adapun Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mesin cuci Sharp Indonesia saat ini mencapai 80 persen.
"Kalau ada yang tanya TKDN, ini aman. 80 persen TKDN-nya, pasti kita aman. Artinya tidak banyak kan komponen impornya," jelas Andry.