PMI Manufaktur RI Paling Rendah per Juni 2025, Kalah dari Kinerja Industri ASEAN
5 Juli 2025 21:00 WIB
·
waktu baca 3 menitPMI Manufaktur RI Paling Rendah per Juni 2025, Kalah dari Kinerja Industri ASEAN
Jika dibandingkan dengan negara tetangga dan negara pesaing sektor industri lainnya, PMI manufaktur Indonesia juga terpantau paling rendah.kumparanBISNIS



ADVERTISEMENT
Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat masih rendah di bawah level minimal ekspansi pada Juni 2025 yaitu 46,9 dan lebih rendah dari Mei 47,4.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan negara tetangga dan negara pesaing sektor industri lainnya, PMI manufaktur Indonesia juga terpantau paling rendah.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai ada dua faktor utama yang jadi biang kerok turunnya kinerja industri pada Juni yaitu, pertama perusahaan industri masih menunggu paket kebijakan deregulasi yang pro bisnis. Kedua, pelemahan permintaan pasar ekspor dan domestik serta penurunan daya beli masyarakat.
“Dua faktor yang menyebabkan PMI Indonesia pada Juni 2025 masih kontraksi dan menurun dibanding bulan Mei 2025 yakni, pertama perusahaan industri masih menunggu kebijakan pro bisnis, dan kedua pelemahan permintaan pasar ekspor, dan pasar domestik serta penurunan daya beli di Indonesia,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief di Jakarta, Selasa (1/7).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data S&P Global, PMI ASEAN berada di level 48,6 meskipun tercatat masih kontraksi, turun dari 49,2 pada Mei dan merupakan posisi terendah dalam 46 bulan.
Kemudian jika dibandingkan dengan Vietnam, sebagai negara pesaing di sektor industri, utamanya tekstil dan alas kaki. Pada Juni 2025, PMI manufaktur Vietnam juga tercatat kontraksi namun masih lebih baik dari PMI manufaktur Indonesia yaitu 48,9.
PMI manufaktur Vietnam juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 49,8. Ini menandakan sedikit penurunan dalam kondisi bisnis menjelang akhir paruh pertama tahun ini.
Kemudian jika dibandingkan dengan kinerja manufaktur Malaysia, yang meski masih kontraksi tapi lebih kokoh dari Indonesia yaitu 49,3 pada bulan Juni.
Berbeda dengan beberapa negara, PMI manufaktur Malaysia bertumbuh dari bulan sebelumnya pada posisi 48,8. Peningkatan ini mengisyaratkan kondisi bisnis bergerak mendekati stabilisasi selama bulan tersebut.
ADVERTISEMENT
Lalu PMI Korea Selatan pada Juni yang naik jadi 48,7 dari 47,7 pada Mei 2025. Meski demikian, kondisi yang masih kontraksi mengisyaratkan industri di negara ginseng itu tidak terlalu kuat.
Output manufaktur dan penjualan keduanya industri di Korea Selatan melesu dan perusahaan tengah berharap adanya perbaikan di pasar domestik.
Kemudian jika dibandingkan dengan kinerja industri di Jepang yang merangkak ke atas batas kontraksi menjadi ekspansi dari 49,4 pada Mei menjadi 50,1 pada Juni. Sehingga kinerja manufaktur Indonesia tercatat jauh dari kinerja manufaktur Jepang di Juni ini.
Sama seperti Jepang, PMI manufaktur Thailand juga tercatat ekspansi di level 51,7 di Juni naik dari 51,2 pada bulan sebelumnya. Dengan demikian, kondisi kinerja manufaktur Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga, negara pesaing industri juga dengan ASEAN.
ADVERTISEMENT