Polling: Kalau Promo Hilang, Masih Mau Pake Ojol dan Toko Online?

27 November 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi GOJEK dan Grab. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi GOJEK dan Grab. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi bakar duit yang dilakukan startup untuk membangun pasar dan menggenjot pertumbuhan, dinilai sudah tidak bisa dilakukan terus menerus.
ADVERTISEMENT
Persoalannya, banyak startup merugi dan membuat investor was-was dalam mengucurkan dana. Investor kini mulai meminta startup mengubah pola bisnis agar bisa mulai meraup untung, atau minimal menyentuh break even poin.
Managing Partner of Ideosoure Venture Capital, Andi Boediman, menilai ada banyak alternatif yang bisa ditempuh startup agar tidak melulu mengandalkan 'bakar duit' dalam menjalankan bisnisnya. Mulai dari konsep kolaborasi promosi hingga menciptakan sistem yang menekan ongkos modal.
"Yang dilakukan Gojek, mereka sudah me-launching yang namanya Go-Play. Sehingga digunakan mereduksi subsidi mereka per transaksi. Menjadi orang berlangganan apps untuk konten dengan Go-Play, cost mereka akan berkurang untuk mensubsidi pelanggan. Nah itu cara-cara mereka yang menarik," ujar Andi ketika ditemui kumparan pada acara Kemlu for Startup: Menarik Investasi Modal Ventura Lokal dan Internasional di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Startup ride hailing lainnya, Grab, juga kerap memberikan promo. Subsidi untuk pelanggan tersebut kini mulai berkurang. Grab mengembangkan jasa layanan pesan antar makanan melalui Grab Food.
Untuk e-commerce, Bukalapak sudah terbuka akan menghentikan aksi bakar uang. Rasionalisasi pengeluaran keuangan dilakukan. Karyawan dikurangi, Bukalapak mengejar untung.
"Kita selalu bilang, bahwa kita menuju ke arah sustainability. Kita ingin agar startup itu tidak growing karena ingin growing, tapi growing secara sehat," ujar Co-Founder and President Bukalapak Fajrin Rasyid.
Platform e-commerce Bukalapak. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Sementara Tokopedia, sudah menyiapkan langkah untuk IPO, demi mencari pendanaan dari publik. Tokopedia juga tidak jor-joran dalam memberikan promo. Bahkan pada hari belanja online, Tokopedia tak terlibat.
"Fundamental manajemen menjadi perhatian utama kita. Itu yang bisa membuat Tokopedia bisa growth," kata Co-Founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison.
ADVERTISEMENT
Dengan efisiensi tersebut, diperkirakan pengeluaran untuk program promo dan cashback yang akan ditekan. Bisa jadi promo dan cashback tersebut dihapus sama sekali.