news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Polling kumparan: 50,91% Pembaca Pilih Beli Saham Lagi saat IHSG Ambruk

26 Maret 2025 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50,91 persen atau 534 pembaca memilih tetap membeli saham saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk. Pembaca memilih strategi ini dengan alasan harga-harga saham turun drastis dan seolah-olah mengalami diskon. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang dilakukan pada 18-25 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Total 1.049 responden yang berpartisipasi pada jejak pendapat ini. Sedangkan, 28,6 persen atau 300 pembaca memilih menjual saham yang mereka miliki. Sisanya, ada 20,5 persen atau 215 pembaca tetap optimistis dengan tidak menjual saham mereka.
Sebelumnya pada Selasa (18/03), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami penurunan. Pada perdagangan sesi I hari itu, IHSG ditutup anjlok hingga 395,87 poin atau 6,12 persen ke 6.076,08.
Bahkan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), IHSG dibekukan karena sudah ambruk 5 persen. Pembekuan dilakukan selama 30 menit.
Ini merupakan pembekuan sementara oleh BEI setelah lima tahun. Terakhir kali IHSG dibekukan pada 19 Maret 2020, saat COVID-19 melanda Indonesia dan banyak negara di dunia. Saat itu, IHSG ambruk lebih dari 5 persen dalam satu hari karena kepanikan global akibat virus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dewan Ekonomi Nasional mengungkap penyebab pasar saham merosot. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu mengatakan, meskipun fundamental ekonomi secara umum relatif stabil, tetapi memang ada kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul di pasar.
Dia melihat kekhawatiran ini muncul akibat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan impor turun, deposito turun.
“Ada beberapa indikator. Jadi ada kekhawatiran mengenai turunnya pertumbuhan (ekonomi). Sehingga rekomendasi yang penting adalah bagaimana kita menjaga pertumbuhan, termasuk realokasi anggaran yang dilakukan ini harus benar-benar membantu mendorong pertumbuhan,” kata Mari di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/3).
Kemudian penyebab merosotnya IHSG kemarin, menurut dia, bisa jadi disebabkan oleh adanya kekhawatiran karena penerimaan pajak turun, kekhawatiran mengenai fiscal discipline.
“Tapi saya rasa Presiden sudah berulang kali menegaskan komitmen beliau untuk menjaga fiscal discipline. Jadi ini perlu diulang pada kali ini dan yang terakhir mengenai governance terkait dengan BUMN,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT