Polling kumparan: 70,78% Pembaca Enggan Ambil KPR saat Harga Rumah Terus Naik

29 Februari 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cicilan rumah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cicilan rumah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 70,78 persen pembaca enggak mengambil KPR di tengah harga rumah yang terus naik. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang beredar pada 19 sampai 26 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Total ada sebanyak 1.482 responden yang berpartisipasi dalam polling ini. Sebanyak 70,78 persen atau 1.049 orang di antaranya tidak ingin KPR rumah karena harganya yang terus naik. Sementara, 29,22 persen atau 433 responden masih tertarik KPR rumah meskipun harganya naik.
Sebelumnya, hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan harga properti residensial (rumah tinggal) di pasar primer, naik pada kuartal IV 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2023 naik sebesar 1,74 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2023 yang sebesar 1,96 persen (yoy).
Direktur Eksekutif departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan tingginya harga rumah itu tercermin dari pertumbuhan penjualan sebesar 3,27 persen (yoy) pada periode tersebut. Angka itu tercatat membaik dari triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 6,59 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
“Peningkatan IHPR tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat sebesar 2,15 persen (yoy), melanjutkan kenaikan pada triwulan III 2023 yang sebesar 2,11 persen (yoy),” kata Erwin dalam keterangan resminya, Senin (19/2).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,82 persen.
“Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,89 persen dari total pembiayaan diikuti oleh pembayaran tunai bertahap 17,24 persen dan tunai 6,73 persen,” katanya.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Tol IKN seksi 3A di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan tidak akan menaikkan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi, meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di posisi 6 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakan oleh Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna dalam Webinar Property Outlook 2024: Prospek Pembiayaan Perumahan di Tahun Politik pada Selasa (27/2).
“Berdasarkan tren suku bunga acuan Bank Indonesia sejak Oktober 2023 hingga Februari 2024 BI-7 Day Reverse Repo Rate tetap berada di level 6 persen, namun suku bunga dasar kredit pada Desember 2023 berada di 8,99 persen. Namun Kementerian PUPR memastikan bahwa bunga kredit kepemilikan rumah atau KPR subsidi tetap 5 persen,” kata Herry pada Selasa (27/2).
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen di Oktober 2023, karena dinamika global bergerak sangat cepat. Hingga Januari 2024, suku bunga acuan masih dalam angka yang sama.
ADVERTISEMENT